Tiki-Taka, Jalan Timnas Spanyol Taklukkan Dunia

Tiki-Taka, Jalan Timnas Spanyol Taklukkan Dunia

Lucas Aditya - Sepakbola
Senin, 30 Mar 2020 22:01 WIB
(From L) Spanish midfielders Marcos Senna and Andres Iniesta and defender Fernando Navarro celebrate with supporters after winning the Euro 2008 championships final football match over Germany on June 29, 2008 at Ernst-Happel stadium in Vienna, Austria. Spain ended their 44-year wait for a major international title with a 1-0 victory over Germany at the Euro 2008 final.   
   AFP PHOTO / JOE KLAMAR   -- MOBILE SERVICES OUT -- (Photo by JOE KLAMAR / AFP)
Timnas Spanyol cemerlang dengan tiki-taka di mulai Euro 2008. (Foto: AFP/Joe Klamar)
Jakarta -

Timnas Spanyol mencuri perhatian dengan gaya bermain yang atraktif di Euro 2008. Dikenal dengan strategi tiki-taka, La Furia Roja sampai menaklukkan dunia.

Saat menjalani turnamen besar, Spanyol sering melempem. Sejak menjadi juara Piala Eropa 1964, tim Matador seakan kesusahan untuk sekadar melaju jauh, bukan juara.

Spanyol sekali menjadi runner-up Piala Eropa 1984, setelah itu paling banter menjejak ke babak perempatfinal. Setali tiga uang dengan Piala Eropa, Spanyol juga gagal melaju jauh di Piala Dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum 2010, Spanyol cuma sekali finis keempat. Selain itu, babak perempatfinal merupakan laju paling jauh dari Spanyol.

Di tahun 2008, di Spanyol muncul gaya bermain tiki-taka. Strategi dengan mengandalkan umpan-umpan pendek dan pergerakan cepat para pemainnya untuk membongkar pertahanan lawan.

ADVERTISEMENT

Hal itu bermula dari kesadaran dari tim pelatih Spanyol mengenai postur pemain-pemain yang mereka. Penggawa Spanyol bakalan kesusahan kalau harus beradu otot dengan lawan-lawannya.

Mengalirkan bola dengan cepat sembari mengatur pergerakan pemain menjadi solusi untuk mempertahankan ball possession. Luis Aragones yang menginisiasi gaya bermain ini di tim Matador.

Spanyol dibawa menjadi juara Piala Eropa 2008 dengan catatan sip. Dalam enam pertandingan, Spanyol menang 5 kali dan sekali seri. Ada 3 clean sheet yang dibukukan oleh Spanyol untuk mengakhiri puasa gelar selama 44 tahun itu.

Di final ajang yang berlangsung di Austria-Swiss, Spanyol menang 1-0 atas Jerman. Fernando Torres menjadi penentu kemenangannya.

Kemenangan Spanyol di Euro 2008 itu juga memicu prestasi klub-klub Spanyol di Eropa. Dengan gaya bermain yang sama, Los Cules meraih treble bersama Josep Guardiola.

Los Cules menjadi juara Liga Champions dua kali dalam tiga musim, satu lainnya pada 2010/2011. Sementara di Liga Europa, Atletico Madrid yang menjadi juara pada 2009/2020 meski dengan gaya bermain yang berbeda.

Tiki-Taka Jalan Timnas Spanyol Taklukkan DuniaFoto: Shaun Botterill/Getty Images

Dalam dua turnamen besar berikutnya, Spanyol kembali berjaya meski tanpa Luis Aragones. Spanyol meraih gelar juara dunia pertama di Afrika Selatan 2010.

Setelah kalah dari Swiss di pertandingan pertama Piala Dunia 2010, Spanyol mampu bangkit dengan menang di enam pertandingan sisa. Di babak final, tim asuhan Vicente del Boque menang 1-0 atas Belanda berkat gol dari Andres Iniesta di babak tambahan waktu.

Euro 2012 menjadi ajang terakhir yang menjadi bukti kehebatan tiki-taka. Spanyol menang 4-0 atas Italia di final. David Silva, Jordi Alba, Fernando Torres, dan Juan Mata yang mencetak gol.

Setelah itu, Spanyol menurun. Di Piala Dunia 2014, mereka berhenti di fase grup. Empat tahun setelahnya terhenti di babak 16 besar. Sementara di Euro 2016, Spanyol belum bisa bangkit dengan hanya finis di babak 16 besar.


Hide Ads