Neymar Gelisah Menunggu Sepakbola Bergulir Lagi

Neymar Gelisah Menunggu Sepakbola Bergulir Lagi

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Jumat, 24 Apr 2020 05:15 WIB
PARIS, FRANCE - MARCH 11: (FREE FOR EDITORIAL USE) In this handout image provided by UEFA, Neymar of Paris Saint-Germain celebrates after scoring his teams first goal during the UEFA Champions League round of 16 second leg match between Paris Saint-Germain and Borussia Dortmund at Parc des Princes on March 11, 2020 in Paris, France. The match is played behind closed doors as a precaution against the spread of COVID-19 (Coronavirus).  (Photo by UEFA - Handout/UEFA via Getty Images)
Neymar sudah tak sabar ingin bermain lagi (UEFA - Handout/UEFA via Getty Images)
Rio de Janeiro -

Didukung fasilitas mewah selama masa karantina tak membuat Neymar bahagia sepenuhnya. Pesepakbola asal Brasil itu sudah gatal ingin bermain lagi.

Neymar sudah berada di Brasil sejak Maret lalu saat pandemi virus corona menyerang. Dia pun sempat menjalani masa karantina 14 hari di villa mewahnya di Mangaratiba, di bagian selatan Rio de Janeiro bersama teman-teman dan keluarganya.

Seharusnya Neymar tidak perlu khawatir soal persediaan sehari-hari karena toh dia mampu membelinya dengan mudah. Apalagi vila mewahnya itu menyediakan fasilitas lengkap yang akan memanjakan Neymar.

Meski demikian, Neymar rupanya tidak terbuai dengan kemewahan yang ada selama masa karantina. Tetap saja sebagai pesepakbola, Neymar butuh bermain di lapangan dan dia sudah sangar merindukannya.



"Saya gelisah karena tidak tahu kapan akan bermain lagi. Saya benar-benar merindukan bermain, bersaing, berada di lingkungan klub bersama rekan-rekan di PSG," ujar Neymar di situs resmi klub.

"Saya benar-benar merindukan sepakbola. Saya yakin fans juga ingin melihat semua bermain lagi secepatnya. Saya berharap ada keputusan dalam waktu dekat," sambungnya.

Neymar kali terakhir bermain saat Paris Saint-Germain menghadapi Borussia Dortmund di Liga Champions 11 Maret. Setelah itu Ligue 1 berhenti dan paling cepat bergulir 17 Juni.

Prancis jadi salah satu negara dengan jumlah terdampak corona terbanyak di Eropa, yakni 159.877 kasus dan 21.340 di antaranya meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT




(mrp/raw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads