Capello Lebih Khawatir Pemain Cedera daripada Kena Virus Corona

Capello Lebih Khawatir Pemain Cedera daripada Kena Virus Corona

Novitasari Dewi Salusi - Sepakbola
Selasa, 12 Mei 2020 03:45 WIB
ROME, ITALY - MAY 13:  Fabio Capello attends during the Charity Gala Dinner on May 13, 2019 in Rome, Italy.  (Photo by Valerio Pennicino/Getty Images for Lega Serie A)
Fabio Capello mengkhawatirkan risiko cedera pemain yang lebih besar jika kompetisi kembali bergulir usai dua bulan ditangguhkan (Foto: Getty Images for Lega Serie A/Valerio Pennicino)
Jakarta -

Sejumlah liga di Eropa mulai mempertimbangkan untuk melanjutkan kompetisi. Fabio Capello memperingatkan besarnya risiko cedera pada pemain usai lockdown.

Liga-liga top di Eropa ditangguhkan sejak Maret lalu karena pandemi virus corona. Klub-klub pun menghentikan aktivitasnya dan para pemain menjalani latihan di rumah masing-masing.

Setelah kurang lebih dua bulan, wacana untuk kembali menggulirkan liga mulai bermunculan. Bundesliga, misalnya, sudah akan main lagi pada akhir pekan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Liga Inggris baru bisa kembali setelah 1 Juni. Sedangkan Liga Italia dan Liga Spanyol belum punya tanggal pasti untuk kembalinya kompetisi kendati beberapa klub sudah mulai menggelar latihan.

Capello pun mengkhawatirkan kondisi fisik pemain jika kompetisi kembali bergulir. Menurutnya, risiko cedera lebih besar karena pemain sebelumnya menghadapi keterbatasan dalam latihan selama dua bulan karena lockdown.

ADVERTISEMENT

"Pemain benar kalau khawatir soal cedera. Saya lebih takut cedera daripada virus. Mereka sudah latihan 2 bulan di rumah dengan banyak keterbatasan dan mereka ingin langsung kembali ke kondisi terbaik," ujar Capello seperti dilansir Mirror.

"Risiko cedera otot sudah tinggi dalam latihan. Jika mereka main tiga pertandingan sepekan, pemulihan fisik antarpertandingan akan sulit."

Menurut Capello, kembali bergulirnya kompetisi juga akan mendatangkan tantangan tersendiri untuk para pelatih. Tak cuma dihadapkan pada potensi masalah fisik pemain, pelatih juga harus memerhatikan kondisi mental anak-anak asuhnya.

"Saya tidak akan menghadapi situasi mereka. Berlatih tanpa kontak fisik sangat sulit, setidaknya sampai 18 Mei. Tapi masalah yang lebih besar adalah psikologis. Anda harus memahami isi kepala para pemain," lanjut mantan pelatih Juventus dan AS Roma itu.

"Di mana sekarang ada ketakutan akan virus dan cedera, dan juga pengalaman tak biasa dengan main tanpa penonton. Ini lebih relevan daripada apa pun."

"Pesepakbola adalah makhluk di stadion, mereka merasakan keramaian penonton. Bermain seperti dalam latihan itu berbeda. Inilah perbedaan untuk para juara, bukan dari sudut pandang teknik. Kepribadian diperhitungkan," katanya.




(nds/rin)

Hide Ads