Samuel Eto'o pernah merasakan kesuksesan saat dilatih Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Bagaimana pandangan pria asal Kamerun itu terhadap keduanya?
Baik Guardiola dan Mourinho hanya semusim melatih Eto'o. Namun di bawah keduanya, Eto'o mencatat rekor.
Ia menjadi satu-satunya pemain yang meraih treble di sepakbola Eropa selama dua musim beruntun. Di musim 2008/09, ia meraih LaLiga, Copa Del Rey, dan Liga Champions bersama Barcelona yang diasuh Guardiola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim berikutnya, di bawah asuhan Mourinho, ia melakukan hal serupa dengan menyabet trofi Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions bersama Inter Milan.
Tak heran bila Eto'o sering ditanya, siapa yang paling berkesan untuknya. Menurut pria 39 tahun itu, Guardiola berlaku profesional terhadap pemainnya, sedangkan Mourinho lebih bersahabat.
"Pengalaman saya bersama Pep di Barcelona, orang sudah tahu seperti apa di lapangan. Namun di level personal, tak sesuai harapan. Banyak pemain yang mengeluhkan hal yang sama tentangnya," ungkap Eto'o kepada Marca.
"Tapi sebagai pelatih, tak ada yang seperti Pep. Cara dia melatih kami di tahun 2009 begitu luar biasa, dari cari menyerang, mengontrol permainan, menguasai bola, sampai sesi rondo, Pep memang jagonya."
"Sedangkan Jose, dia seorang teman. Dia orang yang blak-blakan dan ketika dia tak suka sesuatu, dia akan langsung memberitahumu."
"Kami berdua sama-sama temperamental, tapi kami memahami satu sama lain."
"Mou itu top. Yang dia pedulikan cuma hasil. Itulah caranya memandang sepakbola, dan dalam hal itu dia nomor satu. Mengalahkannya dalam permainannya sendiri itu mustahil, kamu tak akan bisa mengalahkannya," jelas Eto'o.
(adp/cas)