Roy Keane mengkritik lagi. Kalau sebelumnya langsung ke Harry Maguire, kini ke arah Manajer Timnas Inggris Gareth Southgate. Itu terkait kartu merah Maguire.
Maguire mendapatkan kartu merah, hasil dua kartu kuning dalam 31 menit, saat Inggris menghadapi Denmark di UEFA Nations League. Ujung-ujungnya, 'Tiga Singa' kalah 0-1 di Wembley.
Hasil itu membuat Harry Maguire dianggap sebagai biang keladi kekalahan Inggris. Hal ini menambah periode sulit bek dari klub Manchester United itu dalam beberapa bulan terakhir, di dalam dan luar lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kenapa Lagi, Harry Maguire? |
Keane, yang sebelum ini sempat mengkritik performa Harry Maguire usai Inggris menang 2-1 atas Belgia, menyebut Gareth Southgate harusnya langsung menghibur pemain bertahan itu usai dapat kartu merah. Tepukan ringan di punggung pun jadi.
"Menurut saya ia (Gareth Southgate) semestinya tahu Harry sedang melewati masa-masa berat di dalam dan luar lapangan, jadi tepukan di punggung bisa sedikit membantunya. Itu harusnya bisa dilakukan oleh Gareth," tutur Roy Keane kepada ITV yang dilansir Daily Mail.
Roy Keane juga menilai bahwa performa Harry Maguire yang sedang tak oke saat ini takkan terbantu saat kembali ke klub, menyusul hasil tidak bagus yang diraih oleh Manchester United dengan lini bertahan jadi salah satu sorotan.
"Satu hal yang tidak menguntungkan buat Maguire, ia akan balik ke tim yang sedang tidak percaya diri. Saya pernah berada di situasi saat bersama karakter-karakter jempolan, saya merasa ruang ganti adalah yang terbaik di dunia. Ia takkan mendapatkan itu di posisi empat pemain bertahan MU. Situasi mereka berat sekali, saya tidak melihat mereka sebagai karakater pemimpin."
Soal kritik Roy Keane ke Southgate, peracik taktik timnas Inggris itu sendiri sebenarnya juga telah melontarkan dukunngan terhadap pemainnya itu di dalam sesi konperensi pers.
Saat ditanya apakah Harry Maguire sedang butuh istirahat sejenak dari laga sepakbola, Gareth Southgate menjawab, "Saya kenal sekali Harry, yang ia mau hanyalah main sepakbola. Tempat terbaik buatnya adalah di lapangan. Kami tahu ia tak masalah dengan segala macam opini dari orang, mengenai apa yang seharusnya ia lakukan. Begitulah kehidupan seorang pemain top."