Kelanjutan Copa America 2021 di Brasil patut dipertanyakan. Ini setelah presiden Federasi Sepakbola Brasil (CBF) Rogerio Caboclo diskors 30 hari.
Cabolco sebelumnya paling ngotot menggelar Copa America di Brasil, setelah Argentina dan Kolombia mundur. Brasil akan jadi tuan rumah pengganti untuk turnamen sedari 13 Juni hingga 10 Juli itu.
Padahal resistensi sudah muncul dari masyarakat Brasil serta anggota timnas terkait rencana itu. Sebab, di saat Brasil tengah kerepotan menghadapi angka kasus Covid-19 yang terus meningkat, mengadakan Copa America bukanlah tindakan elok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi pemerintah Brasil pimpinan presiden Jair Bolsonaro terlihat cuek dengan penanganan Covid-19, yang membuat masyarakat makin resah. Bahkan para pemain Brasil sudah menyatakan secara terbuka penolakannya.
Tak cuma itu, Neymar dkk berencana juga mengajak negara peserta lainnya untuk memboikot turnamen di Brasil tersebut demi kebaikan bersama. Rencananya, Selasa (8/6/2021) waktu setempat besok, para pemain Brasil akan mengeluarkan pernyataan resmi terkait Copa America.
Nah, perhelatan Copa America 2021 boleh jadi makin dipertanyakan setelah Caboclo diskors dari seluruh kegiatannya di kantor CBF selama 30 hari. Komite Etik CBF menyebut ini adalah langkah tepat untuk menuntaskan kasus yang melibatkan Caboclo.
Dikutip Globoesporte, Caboclo dituduh melakukan pelecahan seksual kepada salah satu pegawai CBF. Kabarnya Caboclo sampai melontarkan kata-kata tidak pantas kepada pegawai wanita tersebut.
Keputusan Caboclo menerima tawaran CONMEBOL agar Brasil jadi tuan rumah Copa America dianggap sebagai "cuci tangan" agar kasus pelecahan tersebut tidak makin ramai di publik.
"Keputusan ini bersifat rahasia dan proses investigasi akan dilakukan terkait tuduhan yang dilontarkan kepada Caboclo," ujar pernyataan resmi CBF.
"Menurut statuta yang ada, menurut tingkatan senioritas, maka wakil presiden Antonio Carlos Nunes de Lima akan jadi presiden interim," sambungnya.
Baca juga: Timnas Brasil Ancam Boikot Copa America 2021 |