Aksi pelukan Roberto Mancini dan Gianluca Vialli menjadi sorotan di laga Italia vs Austria. Mereka adalah dua pria yang sudah bersahabat puluhan tahun.
Italia berhasil mengalahkan Austria 2-1 di babak 16 besar Euro 2020 lewat perpanjangan waktu. Dalam laga ini, ada pelukan hangat antara Mancini dan Vialli yang menjadi sorotan.
Vialli tiba-tiba berlari menghampiri Mancini saat Italia memecah kebuntuan lewat gol Federico Chiesa. Keduanya saling berpelukan, yang banyak pihak terkesan dengan momen itu terlebih Vialli dalam setahun terakhir baru dinyatakan sembuh dari kanker.
Mancini di Euro 2020 ini bertugas sebagai pelatih kepala Timnas Azzurri. Vialli ditunjuk sebagai kepala delegasi Azzurri dari hasil rekomendasi Mancini, posisi yang tidak pernah terisi sejak Luigi Riva pensiun pada 2013.
Tahun 1964 Menjadi Awal Kisah Persahabatan Dimulai
Mancini dan Vialli sama-sama lahir pada 1964. Vialli lahir pada 9 Juli dan dari beberapa sumber menyebut latar belakang keluarganya orang kaya. Mancini lahir 27 November dari keluarga Katolik yang sangat religius.
Vialli mulai menekuni sepakbola di usia sembilan tahun, tiga tahun lebih lambat dari Mancini. Hal itu pula yang membuat Mancini lebih dulu bersinar dengan menandatangani kontrak bersama Bologna di usia 13 tahun.
Pada saat itu juga Vialli cuma bermain untuk ke tim junior amatir kemudian berlanjut ke tim junior Cremonese, kemudian promosi ke skuad utama pada 1980/1981 yang main di Serie C.
Mancini justru tampil mentereng pada 1981/1982 dengan memperkuat Bologna di Serie A, level kompetisi tertinggi di Italia. Ada sembilan gol yang dicetak Mancini dari 31 laga.
Pesona Mancini membuat klub-klub top Italia saling berlomba-lomba untuk mendapatkan jasanya. Alhasil, Sampdoria yang mendapatkan pada musim 1982/1983.
Di sisi lain, Vialli berjibaku membantu Cremonese selama empat musim dan sukses mengantarkan klub ke level kompetisi tertinggi. Itu menjadi pencapaian terbaik setelah 50 tahun lamanya.
Nah, pada saat itulah Vialli menjadi sorotan klub-klub top. Sampdoria kemudian berhasil mendapatkan jasa Vialli pada 1984/1985.
Kedatangan Vialli ke Sampdoria ternyata tak lepas dari pengaruh Mancini. Keduanya ternyata sudah mulai saling terkait sejak Timnas Italia U-21 didirikan, dengan Mancini berulang kali menjabarkan gagasan Sampdoria ke Vialli.
Sejak Mancini dan Vialli bersatu di Sampdoria, sejarah baru lagi. Dua remaja itu sukses mengantarkan Il Samp merebut Scudetto pada 1990/1991 untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Sebelum menjadi yang terhebat di Italia, Sampdoria yang diisi Mancini dan Vialli sudah merebut gelar Coppa Italia empat kali dan menjadi juara Piala Winners.
Baca juga: Pergantian Jitu Italia |
Sampdoria kemudian mendapat jatah untuk tampil di Liga Champions pada 1991/1992. Klub asal kota Genoa itu nyaris membuat sejarah andai tidak gagal di final oleh Barcelona lewat gol tunggal tendagan bebas Ronald Koeman di perpanjangan waktu.
Dua bulan setelah kekalahan menyakitkan dari Barcelona, Vialli dan Mancini pisah jalan. Vialli berbelok ke Juventus dan masih setia dengan Sampdoria.
Keduanya cuma punya kesempatan main bareng di Timnas Italia. Namun, Mancini pensiun lebih cepat setelah namanya dicoret dari skuad Piala Dunia 1994, sebelumnya juga tak pernah dimainkan di Piala Dunia 1990.
Selama tak tandem dengan Mancini, Vialli sangat kesulitan mencetak gol. Sejauh ini catatan gol Vialli bersama Azzurri cuma 16 dari 59 laga.
Mancini dan Vialli kini disatukan laga setelah sekitar 25 tahun lamanya tak saling bekerja sama, namun di luar itu keduanya dikabarkan punya hubungan yang erat. Kisah Mancini dan Vialli ini pun seperti persahabatan yang dimulai dari kepompong hingga menjadi indah bak kupu-kupu.
"Bekerja dengan Roberto dan staf sangat emosional. Dia mengatakan bahwa kita menjadi tua tetapi, bagi saya, bekerja bersama di sini akan membuat kita semua tetap muda," kata Vialli.
Simak Video "Video: Mancini Dipecat Arab Saudi Gegara Boncos di Kualifikasi Piala Dunia"
(ran/rin)