Anderson Eks MU Doyan Banget McD, Turut Bikin Potensi Tak Terpenuhi

Anderson Eks MU Doyan Banget McD, Turut Bikin Potensi Tak Terpenuhi

Kris Fathoni W - Sepakbola
Senin, 19 Jul 2021 14:51 WIB
MANCHESTER, UNITED KINGDOM - MARCH 04:  Cristiano Ronaldo of Manchester United celebrates scoring the opening goal with team mate Anderson (R) during the UEFA Champions League first knockout round second leg match between Manchester United and Lyon at Old Trafford on March 4, 2008 in Manchester, England.  (Photo by Alex Livesey/Getty Images)
Anderson Eks MU Doyan Banget McD, Turut Bikin Potensi Tak Terpenuhi. Foto: Getty Images/Alex Livesey
Jakarta -

Ada potensi besar yang tak terpenuhi dari Anderson, mantan pemain Manchester United. Salah satunya lantaran kesukaannya mengudap makanan cepat saji seperti McDonald's.

Penilaian tersebut datang dari dua mantan rekan satu timnya di Man United, Rafael da Silva, dalam sebuah kisah di otobiografinya bersama sang kembaran Fabio, yang dikutip talkSPORT.

Rafael berkisah saat mereka sedang naik bus tim Manchester United bersama-sama dan melewati tempat istirahat di jalan tol, "dan Anderson tiba-tiba bisa melompat dan berteriak 'McDonald's, McDonald's'. Gila sekali orang itu, tapi aku menyukainya."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anderson bergabung dengan Manchester United dari Porto pada tahun 2007. Setahun kemudian ia meraih penghargaan Golden Boy yang diberikan buat pesepakbola sarat bakat. Sebelum Anderson, penghargaan itu juga sudah disabet sosok kondang macam Wayne Rooney, Lionel Messi, Cesc Fabregas, dan Sergio Aguero. Rafael menilai, Anderson memang punya potensi luar biasa.

"Beri dia bola dan ia akan memainkannya dengan kebebasan. Terkadang, jika ia melewati periode positif, ia bisa bermain sebagus pemain mana pun di liga. Tak cuma itu. Saat ia bermain bagus, kami pun memeragakan sepakbola brilian."

ADVERTISEMENT

Namun, potensi besar itu relatif tak terpenuhi. Selain karena aspek cedera, kesukaan Anderson mengudap makanan seperti McD pun bikin kondisi fisiknya terdampak.

"Ia banyak dirundung cedera berat dan kemudian masalahnya dengan makanan mulai mempengaruhinya. Bukan kebetulan performa terbaiknya muncul saat ia banyak bermain karena dengan begitu ia jadi tidak banyak ngemil," sebut Rafael.

"Akan aku katakan sesuatu mengenai Anderson. Jika saja ia sungguh-sungguh profesional sebagai pesepakbola, ia bisa saja jadi yang terbaik di dunia. Aku benar-benar serius. Aku sendiri tak tahu apa ia pernah serius dalam menghadapi sesuatu karena ia menyenangi kehidupan yang rileks dan santai."

"Di satu sisi, itu adalah kelebihan. Itulah yang bikin dirinya sedemikian populer dan salah satu pemain terpopuler di klub. Tapi ia akan makan apa saja yang ada di depannya," tuturnya.

Anderson menghabiskan delapan tahun bersama Manchester United, dalam era yang membuahkan empat titel Premier League. Ia kemudian menjalani masa peminjaman di Fiorentina pada tahun 2014, sebelum pulang kampung ke Brasil untuk membela Internacional. Anderson menghabiskan dua tahun terakhir kariernya di Turki dan tahun lalu gantung sepatu pada usia 32 tahun.

(krs/yna)

Hide Ads