Senegal berhasil menjadi juara Piala Afrika untuk pertama kalinya usai mengalahkan Mesir di final. Trofi ini juga menjadi 'penebusan dosa' bagi sang pelatih, Aliou Cisse.
Sepanjang sejarah keikutsertaan di Piala Afrika, sudah tiga kali ke final. Namun baru di percobaan ketiga akhirnya skuad Singa Teranga berhasil meraih titel. Di dua final sebelumnya, mereka gagal.
Cisse selalu menjadi bagian dari tiga tim tersebut. Di final edisi 2002, Senegal kalah adu penalti 2-3 dari Kamerun. Cisse, kala itu masih 25 tahun, menjadi penendang terakhir. Sepakannya berhasil ditepis oleh kiper Kamerun, Alioum Boukar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Cisse, yang pensiun dari sepakbola pada 2009, lalu alih profesi menjadi pelatih. Hampir seluruh karier manajerialnya dihabiskan dengan mengabdi kepada Senegal di berbagai posisi, namun baru ditunjuk menjadi pelatih timnas senior pada 2015.
Setelah mengantarkan Senegal kembali tampil ke Piala Dunia 2018, ia juga mengantarkan Sadio Mane dkk ke final Piala Afrika 2019. Namun impian menjadi juara pupus di tangan Aljazair, yang menang 1-0.
Baru tiga tahun kemudian, di edisi Piala Afrika 2021, Senegal berhasil menjadi juara. Mesir dikalahkan 4-2 lewat adu penalti. Penantian Cisse dan rakyat Senegal pun tuntas!
![]() |
"Gelar ini menunjukkan bahwa jika kamu bekerja keras, jika anda tetap bertahan dan tak menyerah, anda akan mendapatkan yang anda mau," jelas Cisse usai laga, seperti dikutip BBC.
"Saya sangat emosional, sebab kami rakyat Senegal sudah menantikan trofi ini selama 60 tahun lamanya," jelas pelatih 45 tahun itu.
Sebelum final, Mane sempat menegaskan bahwa timnya ingin juara tak hanya untuk rakyat Senegal, tapi juga untuk Cisse. Buat penyerang Liverpool itu, Cisse sudah sepantasnya mendapat gelar tersebut.
Baca juga: Piala Afrika 2021: Mane Senyum, Salah Murung |
"Saya yakin ia (Cisse) berhak atas segalanya, sebab dia adalah pelatih yang paling banyak dikritik yang pernah saya lihat, namun dia tak pernah menyerah," ujar Mane.
"Dia percaya dengan dirinya, dengan tim ini. Di luar sana, dia dikritik, namun di dalam tim dia terus bekerja. Kami ingin memenangi trofi ini untuknya dan untuk negara kami, sebab dia pantas mendapatkannya, setelah apa yang dia lalui sebagai pemain dan pelatih untuk Senegal," jelas Mane.
(adp/aff)