Lionel Messi memborong lima gol dalam kemenangan Argentina atas Estonia. Pelatih tim Tango, Lionel Scaloni sampai kesulitan berkata-kata melihat torehan penyerang 34 tahun tersebut.
Estadio El Sadar, Senin (6/6/2022) dini hari WIB menjadi panggung aksi Messi membongkar pertahanan Estonia. Negara peringkat 110 FIFA itu seperti kehabisan ide menjaga La Pulga.
Kecuali gol pertama dari titik putih, empat gol sisanya merupakan proses penyelesaian akhir yang jitu dari Messi. Seperti misalnya gol ketiga, ia berhasil masuk dalam posisi yang tepat di kotak penalti untuk menuntaskan crossing dengan satu sontekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atau pada gol keempat, Messi mengambil kans dari kebingungan barisan belakang Estonia yang mengira ada pelanggaran, namun wasit menyatakan play-on. Ia lalu mengelabui kiper Matvei Igonen dalam duel satu lawan satu, membuatnya bagai dipermainkan.
Sebelum laga ini, Messi sudah tujuh kali mencetak hat-trick bersama Argentina, namun baru kali ini ia membuat lima gol dalam satu laga saat membela Albiceleste. Sepanjang kariernya, ia baru dua kali mengukir torehan tersebut.
Satu kesempatan lain terjadi saat membela Barcelona melawan Bayer Leverkusen di 16 besar Liga Champions 2012. Wakil Jerman itu digasak 1-7 di leg kedua, dan kalah agregat 2-10. Messi mencetak total enam gol, lima di antaranya dalam satu laga sekaligus di Camp Nou.
Kemenangan Argentina asal Estonia membuat pasukan Lionel Scaloni sudah tak terkalahkan di 33 laga beruntun. Sementara bagi Messi, jumlah golnya bersama timnas sudah menjadi 86, terbanyak keempat sepanjang sejarah di belakang Mokhtar Dahari (Malaysia, 89 gol), Ali Daei (Iran, 109 gol) dan Cristiano Ronaldo (Portugal, 117 gol).
Baca juga: Messi Lewati Catatan Puskas |
"Saya tak tahu harus bilang apa. Susah. Dia seperti Rafa Nadal (yang baru saja memenangi French Open ke-14 di hari yang sama), perlu bicara apalagi soal dia? Tak ada lagi kata-kata yang tersisa untuk menggambarkan dirinya, apa yang dia perbuat," ujar Scaloni soal Messi, dikutip ESPN.
"Dia sungguh unik dan sebuah kebahagiaan bisa memilikinya di dalam tim, bisa melatihnya, bagaimana dia bersikap dalam tim, dan serta bagaimana dia mendedikasikan dirinya untuk seragam ini."
"Kami hanya bisa berterima kasih padanya. Saya pikir dia tak cuma warisan berharga milik Argentina, tapi juga milik dunia. Kami akan sangat merindukan dirinya ketika dia pensiun nanti. Semoga dia terus bermain dan semua orang menikmati dan melindunginya karena permainannya enak dilihat," jelas mantan rekan setim Messi di Piala Dunia 2006 tersebut.
(adp/bay)