Shakhtar Donetsk mendesak FIFA untuk membatalkan keikutsertaan Iran di Piala Dunia 2022 bulan depan seiring munculnya dugaan bahwa negara Timur Tengah itu membantu Rusia menyerang Ukraina.
Hal itu diungkapkan langsung oleh CEO Shakhtar, Sergei Palkin. Menurutnya, memberikan jatah Piala Dunia milik Iran kepada Ukraina merupakan keputusan yang adil.
"Saat pemimpin Iran bersenang-senang menyaksikan timnya bermain di Piala Dunia, rakyat Ukraina dibunuh oleh misil dan drone yang dikirim oleh Iran," bunyi pernyataan Palkin di media sosial, dikutip Daily Mail.
"Hampir 250 drone telah menyerang kota-kota di Ukraina yang damai, yang diproduksi dan dikirim dari Iran. Militer Iran secara langsung melatih dan menangani peluncuran drone yang merusak rumah, museum, universitas, kantor, pusat olahraga, tempat bermain anak-anak, dan paling parah, membunuh rakyat Ukraina, termasuk anak-anak yang bermimpi melihat timnas mereka bermain di Piala Dunia."
"Shakhtar meminta FIFA dan seluruh komunitas sepakbola untuk melarang Iran tampil di Piala Dunia atas keterlibatan langsung mereka dalam serangan ke Ukraina."
"Ini akan menjadi keputusan yang adil yang harusnya menarik perhatian seluruh dunia terhadap resim yang membunuh orang-orang terbaiknya dan membantu membunuh rakyat Ukraina. Slot kosong harus diberikan kepada Ukraina yang telah membuktikan kelayakan tampil di Piala Dunia," jelas Palkin.
ESPN melaporkan FIFA belum memberikan tanggapan terhadap hal tersebut, namun sepanjang sejarah, otoritas tertinggi sepakbola dunia itu tak punya garis tegas untuk memberikan sanksi kepada sebuah negara atas tindakan militer pemerintahnya.
Rusia saat ini memang dicekal, begitu pula dengan Yugoslavia pada awal 1990-an, namun tidak dengan Amerika Serikat yang menyerang Irak di awal 2000-an. Selain itu, jika Iran dicekal, seharusnya negara Asia lain yang menggantikannya, bukan negara Eropa.
Pekan lalu, Pemerintah Amerika Serikat mengatakan pihaknya memiliki bukti bahwa pasukan Iran terlibat langsung mendukung serangan drone Rusia ke Ukraina, yang turut menyasar rakyat sipil.
Pemerintah Ukraina juga menyatakan Rusia menggunakan drone produksi Iran. Baik Rusia maupun Iran membantah bahwa drone tersebut merupakan produksi Iran.
(adp/mrp)