Deschamps Tak Istimewa tapi Tahu Cara untuk Juara

Deschamps Tak Istimewa tapi Tahu Cara untuk Juara

Putra Rusdi K - Sepakbola
Jumat, 16 Des 2022 21:15 WIB
AL KHOR, QATAR - DECEMBER 14: Coach Didier Deschamps of France reacts during the FIFA World Cup Qatar 2022 semi final match between France and Morocco at Al Bayt Stadium on December 14, 2022 in Al Khor, Qatar. (Photo by Lionel Hahn/Getty Images)
Foto: Getty Images/Lionel Hahn
Doha -

Didier Deschamps banyak dikritik karena Prancis tak tampil atraktif di bawah asuhannya. Namun, Deschamps tahu cara membawa tim untuk juara.

Prancis sukses melaju ke final Piala Dunia 2022. Les Bleus bakal berjumpa dengan Argentina di laga puncak yang dihelat Argentina vs Prancis di Lusail Stadium, Minggu (18/12/2022) malam WIB.

Tim Ayam Jantan berpeluang meraih gelar back to back di ajang Piala Dunia 2022. Prancis datang ke Qatar dengan status juara bertahan usai memenangi Piala Dunia 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosok utama di balik kegemilangan Prancis ini adalah Didier Deschamps. Pria 54 tahun ini mampu mengantarkan Prancis ke enam final ajang besar sebagai pemain serta pelatih.

Ia mampu meraih gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 saat menjadi pemain. Selain di Piala Dunia 2018 dan 2022, Deschamps juga mampu membawa Prancis menembus final UEFA Nations League 2020-2021 dan Piala Eropa 2016 kala menjadi pelatih.

ADVERTISEMENT

Performa Prancis memang dianggap tak istimewa di bawah Deschamps. Ia banyak dikritik karena Prancis dianggap tak tampil atraktif. Padahal, Prancis punya pemain yang terbilang punya kapasitas untuk melakukan hal tersebut.

Tim Ayam Jantan di bawah Deschamps lebih banyak bermain menunggu. Tercermin saat Prancis menang 2-0 atas Maroko di semifinal Piala Dunia 2022 dengan mereka hanya mencatatkan penguasaan bola 38,6 persen.

Namun, tak bisa dipungkiri Deschamps mampu menyuntikan mental juara ke skuad Prancis. Deschamps sendiri tampaknya tak peduli dengan kritikan itu. Menurutnya yang terpenting adalah skuadnya tampil solid sebagai sebuah tim.

"Memang benar bahwa kualitas teknis dan bakat individu akan membuat perbedaan di lapangan, tetapi kekuatan kolektif - tim yang bekerja sama - adalah yang terpenting. Tidak ada tim yang bisa menang tanpa persatuan," ujar Deschamps dikutip Washington Post.

Soal menjaga kesolidan tim, Deschamps memang jagonya. Ia punya man-management yang sangat baik.

"Dia suka berbicara dengan para pemainnya dan tahu apa yang Anda rasakan. Setiap kali dia memberi perintah atau nasihat, Anda mengikutinya," ujar Antoine Griezmann yang rela dimainkan Deschamps di lini tengah pada Piala Dunia 2022.

Kemampuan menyatukan tim ini sudah ditunjukkan Deschamps sejak menjadi pemain. Ia merupakan kapten Prancis yang dipenuhi pemain bertalenta kala juara dunia dan Eropa pada 1998 dan 2000.

(FILES) In this file photo taken on July 12, 1998 French captain Didier Deschamps (C) celebrates as he holds aloft the FIFA Trophy in front of coach Aime Jaccquet at the Stade de France in Saint-Denis, after France won its first-ever world title beating the defending champions Brazil 3-0 in the 1998 World Cup final. The French National Football team prepares to join the final of the Russia 2018 World Cup after beating Belgium 1-0 on July 10, 2018, almost twenty years after France won the World Cup in 1998. / AFP PHOTO / DANIEL GARCIADidier Deschamps kala mengangkat Piala Dunia 1998. / AFP PHOTO / DANIEL GARCIA Foto: DANIEL GARCIA/AFP

Deschamps mampu menjadi penyeimbang di lini tengah di antara para pemain bertalenta seperti Zinedine Zidane, Youri Djorkaeff, Lilian Thuram hingga Thierry Henry. Eric Cantona menjuluki Deschamps sebagai gelandang pengangkut air.

Deschamps total telah meraih 26 gelar selama menjadi pemain dan pelatih bersama timnas Prancis dan klub. Mampukah dirinya menambah torehan trofinya di Lusail Stadium Minggu malam nanti?




(pur/krs)

Hide Ads