Kiper Palestina Kecam Invasi Israel di Laga Sepakbola: Ini Penjajahan!

Kiper Palestina Kecam Invasi Israel di Laga Sepakbola: Ini Penjajahan!

Yanu Arifin - Sepakbola
Sabtu, 01 Apr 2023 18:40 WIB
An Israeli soldier gestures during confrontations with Palestinians in Qafr Malik village near the West Bank city of Ramallah June 14, 2015. An Israeli army jeep struck and killed a Palestinian in the occupied West Bank on Sunday, with the military and locals giving conflicting accounts of the circumstances. A military spokeswoman said the jeep, which was in Qafr Malik village as part of an operation to arrest suspected militants, accidentally hit the Palestinian after he threw a petrol bomb at it. Local resident Nail Abdul Latah el Hajj denied the Palestinian had attacked the jeep, however, saying the man was walking to work at a chicken farm when he was run down on the main street and then crushed as the vehicle crashed into a wall and overturned. REUTERS/Mohamad Torokman
Ilustrasi militer Israel. (Foto: Mohamad Torokman/REUTERS)
Al Ram -

Tentara Israel mengganggu pertandingan sepakbola di Palestina dengan gas air mata. Kiper Palestina mengecam dan menyebutnya sebagai bentuk penjajahan.

Viral di media sosial tentara Israel menghujani laga Markaz Balata dan Jabal Al-Mukaber di Stadion Internasional Faisal Al-Husaeni, al-Ram, Timur Yerusalem, Kamis (30/3) lalu. Gas air mata ditembakkan ke arah stadion saat jeda babak pertama, yang membuat laga terganggu.

Laga itu sempat hampir dibatalkan, namun wasit akhirnya hanya menunda selama 30 menit. Akibat tembakan gas air mata itu, banyak orang yang terdiri dari pemain, staf, dan penonton, khususnya perempuan dan anak-anak, sesak napas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiper tim Markas Balata, Saed Abu Saleem, mengecam tindakan represif tentara Israel. Ia menyebut Israel hanya ingin memberi penderitaan lewat aksi penjajahannya.

"Ini adalah pendudukan. Mereka ingin membuat hidup seperti neraka bagi rakyat Palestina," katanya kepada TV Palestina, dilansir Middle East Eye.

ADVERTISEMENT

"Para penggemar datang untuk melihat tim mereka bermain, tetapi penjajahan tidak menginginkan anak atau orang tua, hidup normal seperti orang-orang lain di seluruh dunia," katanya.

Abu Saleem bahkan mengatakan, gas air mata tak cuma membuat sesak di lapangan. Udara beracun yang ditebar juga masuk sampai ke ruang ganti pemain.

Invasi Israel sendiri tak menyurutkan laga di Palestina tersebut. Al Mukaber kemudian menang 1-0 di laga final tersebut, yang mana klub itu dibela Mohamed Rashid, yang pernah berseragam Persib Bandung.




(yna/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads