Kiprah Buruk Jerman Bukan Cuma Salah Hansi Flick

Kiprah Buruk Jerman Bukan Cuma Salah Hansi Flick

Adhi Prasetya - Sepakbola
Senin, 11 Sep 2023 18:20 WIB
Jakarta -

Rapor buruk Timnas Jerman selama dua tahun terakhir membuat Hansi Flick dipecat dari jabatannya. Namun tanpa mengabaikan kinerja sang pelatih, kualitas pemain yang diproduksi Die Mannschaft juga dinilai tak sebagus dulu.

Flick meninggalkan Timnas Jerman usai hanya meraih 12 kemenangan dalam 25 laga, namun hanya tiga yang diraih Ilkay Guendogan dkk dalam 12 laga selama setahun terakhir.

Jerman bahkan kalah segalanya saat dihajar 1-4 oleh Jepang di Wolfsburg, yang berujung pemecatan Flick. Mereka hanya membuat tiga tembakan ke gawang di laga tersebut, sedangkan Samurai Biru yang kalah penguasaan bola (33 persen) melepaskan 11 tembakan.

Jika ada yang berani bilang bahwa kekalahan 1-2 dari Jepang di Piala Dunia lalu 'hanya kebetulan', maka hal itu sulit dilakukan kali ini. Perbaikan harus segera dilakukan, mengingat Euro 2024 sudah di depan mata.

Namun hal itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kualitas Jerman pelan-pelan menurun tanpa disadari banyak orang. Mereka memiliki sederet masalah yang bisa ditelusuri sejak 2018 silam.

Minim striker andalan

Jerman kehilangan striker yang betul-betul bisa diandalkan seperti Miroslav Klose, Lukas Podolski, dan Mario Gomez (sebelum cedera), terutama di turnamen besar. Thomas Mueller yang dulu tampil menggila kini semakin meredup.

Mueller masih menjadi pemain aktif dengan gol terbanyak di Jerman (44), namun hanya 13 yang ia ciptakan dalam delapan tahun terakhir dan kini ia sudah 33 tahun. Di tiga turnamen besar terakhir yang diikuti, ia tak mencetak sebiji gol pun.

Selajutnya ada Timo Werner mencetak 24 gol bersama Jerman, namun tak ada yang diciptakan selama turnamen. Serge Gnabry punya 22 gol, namun hanya satu yang dicetak di Piala Dunia.

Niclas Fullkrug sebetulnya amat produktif dengan tujuh gol dari sembilan laga, namun ia adalah late bloomer yang sudah menginjak 30 tahun. Jerman mungkin hanya bisa memakainya di 1-2 turnamen ke depan.

Barisan belakang rapuh

Sejak era keemasan Mats Hummels dan Jerome Boateng habis di 2018, Jerman bukannya minim pilihan. Antonio Rudiger, Niklas Sule, Mathias Ginter sudah dicoba, bersama dengan beragam pelapis lainnya. Namun hasilnya memang belum sesuai harapan.

Barisan belakang Jerman disorot usai tersingkir di fase grup Piala Dunia 2018 dan 2022 serta hanya sampai 16 besar di Euro 2020. Dalam tiga turnamen tersebut, mereka tak pernah cleansheet dan selalu kebobolan lebih banyak dari gol yang mereka cetak.

Identitas permainan harus diperjelas

The Athletic menyoroti Jerman di bawah asuhan Flick yang tak punya pakem permainan yang jelas, terutama di masa-masa terakhirnya. Susunan pemain pun tak terlihat siapa yang andalan, siapa yang coba-coba.

Jerman tetap menerapkan gaya permainan dominan dan menyerang, namun kerap mubazir dalam penguasaan bola dan minim kreativitas untuk membongkar lawan. Hal itu dinilai berdampak pada rangkaian hasil buruk selama setahun terakhir.

Ditambah kolam talenta yang ia punya tak sebagus dulu, maka tugasnya pun semakin sulit saja. Kini, patut dinanti bagaimana Jerman menemukan solusi di tengah waktu yang mepet. Suporter menantikan Die Mannschaft yang nggak malu-maluin sebagai tuan rumah di Euro 2024 nanti.

(adp/krs)

Hide Ads