Mengenal Eritrea, Negara Tanpa Ranking FIFA

Mengenal Eritrea, Negara Tanpa Ranking FIFA

Afif Farhan - Sepakbola
Kamis, 21 Des 2023 21:20 WIB
Eritrea national football team players line up for a team photo just before the start of the FIFA World cup qualifying match at Francistowns Stadium on October 13, 2015. Ten footballers from Eritreas national squad have sought political asylum in Botswana after playing in a qualifying match for the 2018 World Cup, an Eritrean non-governmental organisation said October 16. The players were part of the national team -- known as the Red Sea Camels -- that lost 3-1 to Botswana in Francistown on October 13.  AFP PHOTO / MONIRUL BHUIYAN (Photo by Monirul Bhuiyan / AFP)
Timnas Eritrea di ahun 2015 (Foto: AFP/MONIRUL BHUIYAN)
Jakarta -

Adakah negara yang tidak masuk ranking FIFA? Jawabannya, ada. Inilah Eritrea, negara di Afrika yang takut kalau sepakbola malah jadi alat penduduknya untuk kabur!

FIFA merilis ranking negara-negara di akhir tahun 2023 ini. Argentina jadi memuncaki klasemennya, sementara Indonesia di nomor 146.

Dalam informasi dari situs resmi FIFA, ada informasi 'tim tidak aktif, tidak ada ranking'. Itu adalah Eritrea!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penelusuran detikSport, Eritrea merupakan negara di bagian timur laut benua Afrika. Eritrea berbatasan dengan Laut Merah, Sudan di sebelah barat, dan Ethiopia di bagian selatan.

Eritrea memerdekakan diri dari Ethiopia pada tahun 1993 setelah perang saudara 30 tahun lamanya. Negara ini disinyalir kaya akan tambang emas.

ADVERTISEMENT

Celakanya, sepakbola jadi 'musuh' bagi Eritrea. The Guardian pernah melansir, kalau pemerintahannya takut jika para pemainnya jalani laga tandang keluar negeri, nanti malah jadi pencari suaka!

Alhasil pada 15 November, mereka menarik diri dari Kualifikasi Piala Dunia 2026. Malah sudah dua tahun, tim nasionalnya tidak bertanding hadapi negara lain, minimal FIFA Matchday yang merupakan laga persahabatan.

Daniel Solomon, mantan pencari bakat tim nasional Eritrea yang tinggal di luar negeri membeberkan faktanya. Pendiri Eritrean Football tersebut mengungkapkan, memang tak sedikit ada pesepakbola yang coba kabur ketika bermain di luar negeri.

"Itu karena kemungkinan pembelotan setelah pertandingan tandang," katanya kepada Al Jazeera.

"Berbeda dengan kualifikasi Piala Dunia sebelumnya, tidak ada babak penyisihan (dua pertandingan), melainkan kompetisi 10 pertandingan round-robin. Eritrea tidak memiliki stadion yang disetujui, setiap pertandingan harus dimainkan di luar negeri, hal ini merepotkan federasi kami juga," sambungnya.

Seperti masalah yang kerap terjadi bagi negara yang baru merdeka, isu keamanan, kesejahteraan, sampai pendidikan belum memadai. Maka mimpi menjadi pesepakbola, mimpi membela negara di panggung dunia, itu jadi nomor kesekian sekian sekian.

"Di negara-negara lain, menjadi pemain timnas dan bisa menjajal pengalaman ke negara lain adalah sebuah keistimewaan, namun tidak di Eritrea," kata seorang mantan pemain yang disembunyikan identitasnya, yang melarikan diri pada tahun 2010-an dan kini tinggal di Eropa

"Bahkan sebagai pemain tim nasional, Anda tetap memerlukan izin untuk meninggalkan barak militer, sulit hanya untuk mengunjungi keluarga saya di rumah. Tidak ada masa depan bagi kami di Eritrea," jelasnya.

Sejumlah migran yang terombang-ambing di Laut Mediterania dievakuasi organisasi non-profit Spanyol. Para migran itu diketahui berasal dari Eritrea hingga SuriahPara penduduk Eritrea yang coba melarikan diri lewat jalur laut menuju ke Italia (Foto: AP Photo/Joan Mateu)

Faktanya, Eritrea masih aktif berkompetisi sampai tahun 2021 setidaknya di level kategori kelompok umur untuk kompetisi seperti Piala Afrika. Namun kini, sepertinya butuh waktu tidak sebentar bagi Eritrea untuk kembali menghidupkan sepakbolanya.

(aff/ran)

Hide Ads