Mantan bintang Brasil Robinho kini bakal menjalani hukuman penjara. Semasa masih main bola dulu, Robinho juga pernah bikin geger berkat transfernya.
Kasus yang menjerat sosok 40 tahun itu sebenarnya terjadi pada tahun 2013, ketika dirinya membela AC Milan. Robinho tersandung kasus perkosaan dan kemudian sudah diputus bersalah oleh pengadilan Italia pada tahun 2017.
Setelah diputus bersalah, Robinho bersikeras tidak melakukan pemerkosaan. Menurutnya, hubungan seksual terjadi karena suka sama suka, alias konsensual, sehingga tidak pernah ada paksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak itu pula Robinho disebut-sebut tidak pernah balik lagi ke Eropa dan lebih banyak beraktivitas di negerinya sendiri, Brasil, yang tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Italia.
Namun, setelah Brasil menerapkan aturan hukum baru per 2017, pemerintah Italia mengajukan permintaan agar Robinho bisa menjalani hukuman. Pada 27 Maret 2023 lalu Kejaksaan Brasil menyetujui permintaan itu.
Disebutkan lebih lanjut bahwa pada pekan ini pengadilan di Brasilia memutuskan bahwa Robinho harus menjalani hukumannya di Italia. Kini pencatat 100 caps di timnas Brasil itu pun ditunggu dinginnya jeruji besi di Negeri Spagetti.
Transfer gila Robinho
Semasa berkarier di dunia sepakbola dulu, Robinho pernah menyandang predikat wonderkid berkat talenta yang ia perlihatkan bersama Santos.
Bakat sepakbola itu pula yang kemudian mengantarnya main di klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Saat gabung El Real di tahun 2005, Robinho bahkan langsung diserahi nomor punggung 10 yang sebelumnya dipakai legenda Portugal Luís Figo.
Kiprah Robinho di Real Madrid berakhir pada musim panas 2008. Di sinilah kepindahannya menghebohkan dunia sepakbola.
Pada 1 September 2008, hari terakhir bursa musim panas Premier League Inggris, Robinho diperkenalkan sebagai pemain baru oleh Manchester City walaupun sebelum itu santer dikaitkan dengan Chelsea.
Baca juga: Robinho dan Insiden Salah Sebut Chelsea |
Transfer Robinho ke Man City menjadi "gila" paling tidak karena dua hal. Yang pertama adalah salah sebut nama klub.
"Di hari terakhir, Chelsea membuat penawaran bagus dan aku pun menerima," ucap Robinho dalam wawancaranya usai gabung Man City.
Pernyataan Robinho yang janggal itu pun kemudian ditimpali seorang reporter yang mengatakan, "Maksudmu Manchester, kan?".
Robinho, yang tampak jelas memang berhasrat pindah ke Chelsea dan mungkin masih kaget berakhir di Man City, sontak menjawab, "Ya, maksudnya Manchester, maaf!".
Selain insiden salah sebut nama klub itu, harga transfer Robinho juga menjadi faktor "gila" lainnya. Ia direkrut dari Real Madrid seharga 41-42 juta euro, sebagai sebuah transfer yang menegaskan ambisi pemilik baru Man City -- Abu Dhabi United Group. Nilai itu menjadikan Robinho sebagai pembelian termahal di Premier League.
Bisa dibilang kedatangan Robinho memicu efek domino di dunia transfer sepakbola. Harga-harga pemain perlahan mulai merangkak naik, tidak cuma di Inggris tapi juga di negara-negara Eropa lainnya. Bahkan, di tahun-tahun usai melepas Robinho, Real Madrid tak sungkan lagi keluar uang demi memecahkan rekor transfer untuk Kaka dan Cristiano Ronaldo.
"Semua diawali oleh kami ada 2008 ketika Manchester City memboyong Robinho, itu berefek panjang, yang lantas menaikkan harga pemain," ujar Mike Rigg, mantan kepala divisi perekrutan Man City yang bertanggung jawab mendatangkan Robinho, dalam wawancara dengan Sky Sports medio 2017 silam.
(krs/cas)