Klopp Marah Banget Kalau Bahas Piala Dunia Antarklub 2025!

Klopp Marah Banget Kalau Bahas Piala Dunia Antarklub 2025!

Yanu Arifin - Sepakbola
Minggu, 29 Jun 2025 07:30 WIB
LOS ANGELES, CALIFORNIA - MAY 31: A detailed view of the Club World Cup trophy before the game between the Los Angeles Football Club and Club AmΓ©rica in a FIFA Club World Cup 2025 Play-In at BMO Stadium on May 31, 2025 in Los Angeles, California. (Photo by Luke Hales/Getty Images)
Foto: Luke Hales/Getty Images
Leipzig -

Piala Dunia Antarklub 2025 digelar saat banyak tim Eropa harusnya liburan. Ajang itu dikecam keras Juergen Klopp.

Piala Dunia Antarklub 2025 digelar musim panas ini, tepat setelah kompetisi Eropa rampung. Banyak klub jadi tak punya waktu istirahat.

Ajang ini juga memakai format baru. Sebanyak 32 tim, 12 dari Eropa, harus bersaing selama sebulan berebut gelar juara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim raksasa seperti Real Madrid, Manchester City, Paris Saint-Germain, dan Chelsea ikut serta, meski baru rampung turnamen pada akhir Mei lalu. Mau tak mau mereka menjalani masa off season dengan berjibaku di Piala Dunia Antarklub 2025.

Situasi itu dikhawatirkan Klopp, yang kini menjadi Head of Global Soccer Red Bull. Pria asal Jerman tersebut takut bakal banyak pemain terkapar musim depan, bahkan di Piala Dunia 2026 yang sudah di depan mata.

ADVERTISEMENT

Ia mengaku marah saat membicarakan gelaran Piala Dunia Antarklub 2025. Ia kesal sebab para pemain akhirnya masih terus diforsir.

"Jika Anda pergi ke final di Piala Dunia, dan memenangkannya atau kalah, atau sampai ke perebutan tempat ketiga, Anda sudah cukup sibuk dan kemudian agenda selanjutnya dimulai seminggu kemudian."

"Jika semua pemain kemudian dapat istirahat itu tidak masalah, itu bagus. Ini seperti liburan musim dingin yang saya miliki di Jerman saat masih jadi pemain, libur empat minggu, semacam itu."

"Ketika saya mulai membicarakannya, saya benar-benar marah. Hal ini seperti membahas iklim. Kita semua tahu itu harus berubah, tetapi tidak ada yang mengatakan apa yang harus kita lakukan."

"Masalah saya adalah banyak orang tahu itu tidak benar, tapi tidak ada yang cukup sering berbicara bahwa hal itu harus diubah. Sesuatu harus berubah," kecamnya.




(yna/pur)

Hide Ads