2 Klub Kamboja Tinggalkan Sponsor Thailand Imbas Konflik Militer

2 Klub Kamboja Tinggalkan Sponsor Thailand Imbas Konflik Militer

Adhi Prasetya - Sepakbola
Senin, 28 Jul 2025 15:40 WIB
Match balls are set up for warm ups ahead of the UEFA Euro 2024 Group E football match between Ukraine and Belgium at the Stuttgart Arena in Stuttgart on June 26, 2024. (Photo by LLUIS GENE / AFP)
Ilustrasi bola di lapangan. Foto: AFP/LLUIS GENE
Jakarta -

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja turut berimbas ke ranah sepakbola. Setidaknya dua klub Kamboja menangguhkan kerja sama dengan produsen olahraga Thailand.

Diberitakan Khmer Times, Nagaworld telah mengumumkan hal itu lewat media sosial mereka akhir pekan lalu. Salah satu peserta Cambodian Premier League (CPL) itu tadinya menjalin kerja sama dengan Football Thai Factory Sporting Goods (FBT).

"Nagaworld telah menangguhkan sementara kerja sama dengan FBT menyusul ketegangan yang terjadi saat ini. Klub kami menekankan komitmennya terhadap perdamaian dan pemahaman masyarakat," bunyi pernyataan resmi Nagaworld.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mendoakan agar semua orang dapat kembali ke negaranya dengan selamat dan sedang mencari sponsor baru," jelas klub yang berbasis di Kampong Speu itu .

ADVERTISEMENT

Selain Nagaworld, Phnom Penh Crown juga melakukan hal serupa. Runner-up CPL musim lalu itu menghentikan sementara kerja sama dengan Warrix, jenama olahraga Thailand yang memasok jersey untuk belasan klub Asia Tenggara serta Timnas Thailand dan Myanmar.

Tim ibu kota itu mengklaim keputusan ini diambil via diskusi dua arah, dan kini mencari sponsor baru selagi memakai jersey lama untuk sementara waktu. Namun mereka menegaskan tetap menjalin hubungan baik dengan Warrix dan berharap bisa melanjutkan kemitraan begitu kondisi sudah kondusif.

Keputusan itu diklaim memantik banyak dukungan dari suporter, yang menilai langkah tersebut merupakan sikap solidaritas serta melambangkan nasionalisme di tengah situasi saat ini.

Situasi perbatasan Kamboja-Thailand memanas sejak 24 Juli lalu. Setidaknya 34 orang dari kedua pihak, baik militer maupun sipil, dilaporkan tewas. Konflik ini merupakan isu lama terkait klaim wilayah di sekitar kuil Prasat Ta Muen Thom (Prasat Ta Moan Thom).

(adp/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads