Dengan label harga 100 juta euro, mudah saja bagi Bale untuk mendapatkan semua pandangan, meski tidak semua pandangan adalah pandangan bagus. Pandangan yang meragukan kalau mau dihitung pun tidak sedikit. Maklum, meski berharga mahal, Bale belum pernah memenangi trofi apa-apa. Trofi individu terbaiknya pun PFA Players' Player of the Year (Pemain Terbaik versi Pemain) dan FWA Footballer of the Year (Pemain Terbaik versi Jurnalis Sepakbola). Itu pun levelnya masih di Inggris semata.
Jangan bandingkan dengan Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi yang sudah meraih segudang trofi bersama klub, plus trofi individu di level Eropa dan di dunia. Hanya dengan melongok halaman Wikipedia dari ketiga pemain ini, akan terpampang jelas perbedaan raihan maupun pencapaian ketiganya. Singkat kata, sebagus apapun kemampuan individunya, Bale memang punya "celah" untuk diragukan dan dipertanyakan, apakah dia layak dihargai semahal itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang perlu dikhawatirkan justru Bale sendiri. Sorotan akan langsung ditujukan padanya tepat saat momen pertama kali dia menyentuh bola di lapangan. Eks pemain Liverpool yang juga berasal dari Wales --sama seperti Bale--, Ian Rush, menyebut bahwa kesan pertama bakal penting untuk pemain berusia 24 tahun tersebut.
"Terkadang dalam masa sekarang yang terpenting adalah kesan instan. Saya harap dia bisa menghadapinya," kata Rush.
Kata-kata singkat dari Rush itu mencerminkan harapan sekaligus kecemasan. Bagaimana seandainya Bale tidak tampil bagus pada laga pertamanya berkostum Los Blancos? Silakan membayang-bayangkan apa yang akan ditulis oleh media-media Spanyol yang terkenal sama cerewetnya dengan media-media Inggris. Akan bagus, mungkin, kalau Bale main buruk dan dia belum lancar berbahasa (atau membaca) bahasa Spanyol.
Ketenaran dan keagungan memang kerap menunjukkan wajah buruknya secepat dia memberi impresi atas wajah cantiknya. Semua ada konsekuensinya, semua ada risikonya. Jangan heran jika melihat orang-orang yang sedang duduk di puncak ketenaran, tapi mereka justru merasa tidak bahagia. Cerita-cerita ini sudah jamak terjadi dan menimpa mulai dari selebriti, musisi, hingga atlet.
Mike Tyson demikian. Dia seperti kaget tiba-tiba punya uang banyak dari bertinju. Dia mulai membeli benda-benda tidak penting, mulai dari cincin berharga ratusan ribu dolar (miliaran rupiah) sampai memelihara harimau --yang entah buat apa. Ujung-ujungnya Tyson punya banyak utang dan bangkrut.
John Frusciante demikian. Eks gitaris Red Hot Chili Peppers itu senang bukan kepalang ketika dia lolos audisi untuk jadi gitaris band favoritnya itu, dia senang bukan kepalang. Saking senangnya, dia mengaku sampai loncat-loncat di atas sofa rumahnya. Usianya baru 17 tahun ketika itu.
Frusciante yang berekspektasi Red Hot hanya bakal manggung dari satu bar ke bar lain, dan dari satu gig kecil ke gig kecil lain, kaget begitu tahu album mereka meledak dan Frusciante mendapati dirinya bermain gitar di panggung-panggung besar dunia. Superstardom dan Frusciante tidak kuat menghadapinya. Dia frustrasi dan memilih keluar dari band, lalu menjerumuskan diri ke dalam narkotika. Untung dia selamat, kembali bergabung dengan band bertahun-tahun kemudian, dan masih hidup sampai hari ini.
Thom Yorke juga demikian pula. Ketika Radiohead mencuat di era pertengahan 90-an, Yorke justru mengaku sebal dengan segala pujian dan sanjungan yang diberikan kepada band-nya tersebut. Dia menilai kebanyakan hanya ikut-ikutan, bukan ungkapan tulus. Yorke tiba-tiba mendapati dirinya dan teman-temannya tur keliling dunia dan berada di tempat yang tidak dia kenali kulturnya serta bahasa yang tidak dia pahami apa maksudnya. Dalam keadaan seperti itu, Yorke merasa terasing dan teralienasi.
Keterasingan dan rasa teralienasi tersebut kemudian tergambar jelas dalam film dokumenter 'Meeting People is Easy'. Dalam salah satu scene, Yorke tertangkap kamera berdiam diri di dalam kamar hotelnya dan menuliskan kata-kata "I am not here and this is not really happening" di kaca jendela.
Semoga Bale tidak merasa terasing dan teralienasi ketika dia datang ke kultur yang benar-benar baru dan berada di antara para Galactico itu.
Gejala-gejala bahwa Bale sudah mulai mendapatkan sorotan sudah terlihat ketika dia berada di Skopje, Makedonia, bersama timnas Wales. Bale tidak bermain ketika itu dan hanya turun ke lapangan ketika melakukan pemanasan pada saat jeda pertandingan. Pada saat itulah dua fans asal Makedonia masuk ke lapangan dan berusaha untuk memeluknya.
Manajer Wales Chris Coleman menyebut efek di sekeliling Bale yang kini jadi pemain termahal di dunia sudah seperti sirkus. Coleman pun sadar bahwa membawa seorang bintang baru ke dalam timnya memang akan menimbulkan hal-hal yang tidak biasa.
Gerard Pique sudah memperingatkan bahwa bulan-bulan pertama Bale di Spanyol bakal berat, jika dia tidak cepat beradaptasi. Jamie Carragher mengaku mendapatkan cerita-cerita tidak mengenakkan dari pemain-pemain Inggris yang bermain di Spanyol (baca: Madrid). Lalu, Michael Owen juga diceritakan harus menyetir berkilometer-kilometer jauhnya hanya untuk membeli koran bahasa Inggris.
Pada suatu kesempatan Yorke sempat mendapatkan pertanyaan, apa sarannya untuk anak-anak yang ingin menjadi rockstar? Dia kemudian menjawab dengan lugas, "Don't even think about it."
Semoga, kelak, Bale tidak mengucapkan jawaban serupa ketika ditanya apa sarannya untuk anak-anak yang ingin jadi pemain termahal di dunia.
====
*penulis adalah wartawan detikSport. Akun Twitter: @Rossifinza
(roz/din)