Berita Manchester United memecahkan rekor transfer se-Inggris Raya segera ditutupi oleh kekalahan telak mereka di Piala Liga Inggris. Bagaimana Meneer, Van Gaal?
Hanya beberapa jam sebelum kickoff MU melawan tuan rumah MK Dons di babak kedua Capital One Cup, Rabu (27/8/2014) dinihari WIB, manajemen "Setan Merah" meresmikan Angel di Maria sebagai pemain baru mereka. Winger asal Argentina itu dibeli dari Real Madrid seharga 59,7 juta poundsterling, atau hampir 100 juta dolar AS ($98,77 juta).
Angka itu adalah yang tertinggi dalam sejarah transfer klub-klub Britania, melampaui rekor yang sebelumnya dipegang Chelsea dan Fernando Torres, saat merekrut penyerang Spanyol itu dari Liverpool pada tahun 2011, dengan harga 50 juta pound.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekalahan sangat memalukan dari MK Dons ini sudah barang tentu membuat fans hanya mengarahkan telunjuknya pada Van Gaal. Bahkan suporter MK Dons sudah meledek orang Belanda itu. Seusai pertandingan, ada saja sekelompok dari mereka yang membuat chant berbunyi, "You're getting sacked in the morning” pada Van Gaal. Bahasa bebasnya adalah, "Nah lho.... Kamu bakal dipecat besok pagi."
Di media social twitter, seruan "Van Gaal out" bahkan sudah muncul sejak kekalahan pertama di Old Trafford dua minggu lalu. Jika kala itu kicuan tersebut mungkin hanya dimaksudkan sebagai candaan, boleh jadi saat ini sudah dibikin sedikit agak serius --bahwa sebagian fans MU ingin segera melihat timnya menang.
Tapi sangatlah mustahil berharap Van Gaal buru-buru ditendang. Sampai tulisan ini dibuat, situs judi Skybet tidak mengatrol nama Van Gaal ke deretan atas daftar manajer-manajer yang akan lebih dulu didepak timnya. Van Gaal masih aman di urutan ke-11 dari 20 nama.
Lagipula, orangnya sendiri sudah memasang proteksi pada dirinya. "I'm not hired to be fired. Saya tidak direkrut untuk dipecat. Saya direkrut untuk membangun sebuah tim. Ini adalah proses dan proses butuh waktu," ucapnya pada 22 Agustus lalu.
Van Gaal sosok yang pede, cuek, takkan membiarkan dirinya terlihat di bawah dari orang lain. Dia seperti tak punya alasan untuk merasa under pressure, dalam kondisi apapun.
Itu pula yang terlihat setelah MU kalah dari MK Dons, dan Van Gaal masih menyempatkan diri meladeni permintaan tanda tangan penonton, sedangkan asistennya, Ryan Giggs, sudah langsung masuk ke ruang ganti. Van Gaal tidak menundukkan kepala dan tidak perlu merasa langsung ngibrit dan meninggalkan lapangan.
"Kalau dia melakukan itu sebelum pertandingan, memang pantas. Tapi kalau saya yang jadi manajer, saya akan menunggu menghampiri pemain, bukan memberi tanda tangan (pada penonton)," sindir komentator sepakbola dari BBC Sport, Steve Claridge.
Tapi, selalu ada yang membela seseorang. Manajer MK Dons, Karl Robinson, tidak menganggap Van Gaal melakukan ketidakpantasan.
"Orang boleh mengkritik dia, tapi saya tidak. Saya sangat memperhatikan dia. Dia meladeni permintaan tanda tangan dari anak-anak. Apapun yang dia putuskan di akhir pertandingan, buat saya itu tak perlu dibahas," ujar Robinson.
Mengutip tulisan Iain MacIntosh dari ESPNFC, kesetiaan pendukung MU sedang diuji (lagi). Fakta lain, baru kali ini dalam 19 tahun MU sudah tersingkir di Piala Liga di babak kedua. Keterpurukan di masa David Moyes mendadak membayang-bayangi lagi fans MU.
Tapi Van Gaal sudah mengeluarkan kartu "as" tadi: sebuah proses butuh waktu. Bedanya, Moyes baru mengeluarkan kartu itu setelah beberapa bulan, sedangkan Van Gaal di minggu kedua.
"Saya tahu, ini memang sulit buat fans. Tapi mereka harus memercayai filosofi kami," ujar pria 63 tahun itu kepada MUTV.
"Pada akhirnya mereka boleh menilai, tapi tidak sekarang. Saya berharap mereka sedikit menjaga kepercayaan pada klub ini dan filosofi kami, karena filosofi itu butuh waktu. Kami sedang membangun sebuah tim yang tidak bisa dibikin dalam satu bulan, bahkan satu tahun."
Van Gaal hanya mengulang lagi pernyataannya beberapa hari setelah MU kalah dari Swansea, termasuk untuk menjawab kekhawatiran Paul Scholes pada masa depan klub tersebut.
"Paul Scholes mesti percaya pada filosofi kami. Saya bisa membayangkan, fans juga takut karena apa yang mereka lihat musim lalu, dan kini mereka melihat kekalahan kandang pertama. Tapi mereka harus yakin. Dua minggu lalu saya adalah raja Manchester, sekarang saya setan-nya Manchester," cetusnya.
"Ini dunianya sepakbola, terutama media. Klub merekrut saya untuk filosofi-filosofi saya, bukan karena saya orang yang asyik. Saya orang yang asyik kok, tapi filosofi sayalah yang mereka cari.
"Klub-klub seperti Barcelona dan Bayern Munich adalah contohnya. Seperti saya bilang, butuh tiga bulan, atau mungkin satu bulan, atau bisa saja 4 bulan. Tapi ini bukan soal menjadi juara di akhir musim, karena kami harus membangun sebuah tim, dan prosesnya mungkin lebih lama.
"Di klub-klub saya yang lain, kami berhasil melakukannya di tahun pertama. Jadi, apa yang bisa saya katakan? Kita harus wait and see, dan yakin. Tapi, kalau saya mesti mengatakan ini sampai 5 kali, berarti itu bukan pertanda yang baik. Yakinlah," tuturnya. (a2s/roz)