Yaya: Riwayat Ke-barca-an dan Ketergantungan City padanya

Yaya: Riwayat Ke-barca-an dan Ketergantungan City padanya

- Sepakbola
Selasa, 24 Feb 2015 14:10 WIB
Alex Livesey/Getty Images
Jakarta -

Yaya Toure di Barcelona berbeda dengan Yaya Toure di Manchester City. Barca sangat solid dengan keberadaan Yaya, City amat bergantung padanya.

Di periode 2007-2010 Yaya bukanlah figur "utama". Ia harus berbagi porsi itu dengan banyak pemain Barca lain, sebagai sentral-sentral perhatian publik. Apalagi Yaya juga tidak rajin menorehkan namanya di papan skor -- karena selalu ada headline buat pencetak gol, bukan? Selama tiga musim ia hanya membukukan 4 gol di La Liga. Kita anggap saja tidak ada, oke?

Yaya di Barca memang bukan untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Dia diperankan sebagai penyeimbang di tengah lapangan, dan juga lebih dikonsentrasikan untuk bertahan. Dan dia sungguh solid memainkan peran-peran tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kita tahu, Yaya secara "mengejutkan" dipasang sebagai bek tengah, berduet dengan Gerard Pique, di final Liga Champions 2009 melawan Manchester United. Performanya sebagai center back kala itu dipuji. Barca menang 2-0 dan Yaya mengoleksi medali Eropa pertama dalam kariernya.



Barca melepas pemain Pantai Gading itu bukan karena sudah tak butuh lagi. Pinangan sebesar 24 juta poundsterling dari Manchester City terlalu sayang untuk ditolak. Yaya pun tak perlu menyesal pergi dari Camp Nou. Toh dia sudah memenangi Liga Champions plus gelar semua kompetisi: La Liga, Copa del Rey, Supercona de Espana, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.

Bagi pemain-pemain tertentu, pindah klub bukan semata-mata soal uang. Tantangan baru adalah sebuah idealisme tersendiri buat mereka, dan Yaya sudah waktunya menerima tantangan baru itu: bermain di kompetisi paling bergengsi, Premier League. Bahwa City memberinya gaji lebih dari dua kali lipat dari yang sebelumnya ia terima di Spanyol, itu adalah bonus buat dia. Bonus ekstra besar.

Di City Yaya bahkan mengilaukan lebih terang segala potensinya. Ternyata, jika diberi keleluasaan ruang bermain yang lebih besar, Yaya jauh lebih "wow". Di City ia adalah penyeimbang sekaligus penghubung antarlini, pengatur irama permainan, pengumpan, dan juga pencetak gol. Mungkin dia pun tidak pernah menyangka dalam satu musim bisa mendulang 20 gol. Itu dia ciptakan di musim lalu (2013/2014) dari 35 pertandingan. Hingga saat ini sudah 61 gol ia hasilkan bersama City di semua kompetisi. Dirata-ratakan, ia bisa menjebol gawang lawan satu kali dalam setiap 3,4 pertandingan.

City tahu, betapa mereka sangat membutuhkan pemain yang satu ini. Pada saat-saat tertentu pun bukan sekadar membutuhkan, tapi juga amat bergantung. Yaya seperti "nyawa tunggal" buat City, sampai akhirnya ia bisa berbagi sedikit dengan Sergio 'Kun' Aguero.

Statistik terkini menunjukkan hal itu. Selama Yaya membela negara di Piala Afrika 2015, City hanya menang sekali dan kalah dua kali dari 6 pertandingan tanpa dirinya. Dan begitu Yaya kembali, The Citizens langsung menang besar 5-0 atas Newcastle United akhir pekan kemarin.

Manuel Pellegrini mungkin gampang-gampang saja mengatakan timnya masih kuat tanpa Yaya. Tapi di dalam hati dia mungkin tetap ketar-ketar karena nanti malam yang akan dihadapi adalah Barcelona, di babak 16 besar Liga Champions. Dalam tujuh tahun terakhir Pellegrini tak pernah bisa mengalahkan Barca, termasuk musim lalu, juga di babak 16 besar.

Yaya sebuah keniscayaan besar untuk City dalam misi menembus babak perempatfinal untuk pertama kalinya di Liga Champions. Yaya adalah seorang juara Eropa, dan dia tahu betul seperti apa Barcelona itu.

"Kalau ada tim yang sulit untuk dipelajari cara mengalahkan mereka, itu adalah Barcelona. Saya mantan pemain Barca. Percayalah pada saya soal itu," ucap pemain berusia 31 tahun tersebut.

"Tapi ada beberapa hal yang sudah kami pelajari, dan kali ini itu akan berguna," sambungnya.

Pelajaran apa yang akan diterapkan City nanti, yang jelas itu akan dilakukan tanpa Yaya. Dia absen karena sedang menjalani skorsing 3 pertandingan dari fase grup. Semua ada di otak Pellegrini dan di kaki para pemain yang tersedia nanti malam.

"Dia pemain yang sangat-sangat penting buat City," sahut bek Barca, Gerard Pique. "Waktu di Barca, dia membuat kami bekerja sangat keras untuk menyolidkan pertahanan. Ada sebuah perbedaan ketika dia tidak ada."

Di musim lalu Yaya ada di lapangan permainan City saat melakoni dua leg babak 16 besar melawan El Barca. Dengan dia, City kalah 0-2 di kandang dan 2-1 di Catalan.

Nanti malam Yaya akan bergabung bersama penonton di stadion mereka sendiri. Mungkin para penonton itu akan sering-sering menengok kepadanya dan berpikir, "kalau saja kamu tidak duduk di sini, Yaya."


===

* Penulis adalah redaktur pelaksana detiksport. Akun twitter: @sururi10

(a2s/mfi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads