Arab Saudi Menebar Bibit Sepakbola di Tanah Spanyol

ADVERTISEMENT

Arab Saudi Menebar Bibit Sepakbola di Tanah Spanyol

Randy Prasatya - Sepakbola
Selasa, 23 Jan 2018 15:11 WIB
Foto: Kaz Photography/Getty Images
Jakarta - Arab Saudi melakukan eksperimen dalam pengembangan sepakbolanya. Mereka meminjamkan sembilan pemain ke Liga Spanyol dengan harapan besar.

Kekuatan sepakbola Arab Saudi di Asia dari tahun ke tahun mulai terkikis. Mereka sudah tidak lagi sehebat di tahun 1984, 1988, dan 1996, yang ketika itu keluar sebagai juara Piala Asia.

Puncak kejatuhan sepakbola Arab Saudi ditandai dengan absennya di Piala Dunia 2010 dan 2014. Padahal, sebelumnya mereka tak pernah absen di Piala Dunia sejak pertama kali ikut pada 1994, yang saat itu berhasil melaju sampai babak 16 besar.

Pembenahan pun dilakukan untuk kembali menjadi yang terbaik di Asia--saat ini dikuasai oleh Jepang dan Korea Selatan--dengan memanggil pelatih top. Nama-nama seperti Frank Rijkaard, Bert van Marwijk, dan Edgardo Bauza pernah ditunjuk sebagai pelatih tim.

Namun, ketiga pelatih itu tak bertahan lama dalam menukangi tim nasional Arab Saudi. Marwijk, yang meloloskan Arab Saudi ke Piala Dunia pertamanya sejak 2006, mundur karena tak menemui kesepakatan soal kontrak baru.

Federasi Sepakbola Arab Saudi (SAFF) menunjuk eks pelatih timnas Argentina, Edgardo Bauza, untuk meneruskan pekerjaan Marwijk.

Tapi Bauza hanya menangani tim itu selama lima pertandingan persahabatan untuk kemudian dipecat. Tak butuh waktu lama bagi Arab Saudi mencari pelatih baru. Mereka kini memperkerjakan eks pelatih Chile, Juan Antonio Pizzi.

Setalah gonta-ganti pelatih, Arab Saudi kemudian mengirim pemain terbaiknya ke Spanyol.

Kerja Sama SAFF dengan La Liga

Presiden Federasi Sepakbola Arab Saudi (SAFF), Adel bin Mohammad Ezzat, dan Kepala Otoritas Olahraga setempat, Turki Bin Abdul Mohsen Al-Asheikh, mencapai kesepakatan kerja sama dengan La Liga pada Oktober 2017.

Dalam kerja sama itu Arab Saudi akan meminjamkan pemain-pemainnya ke Spanyol mulai Januari 2018. Mereka adalah pemain yang kemungkinan besar tampil di Piala Dunia 2018.

Dari daftar pemain yang sudah disediakan Arab Saudi, klub-klub di Spanyol kemudian mengirim pencari bakatnya untuk memonitor para pemain Arab yang sesuai dengan kebutuhan klub.

Pada Minggu (21/1/2018), La Liga mengumumkan sembilan nama pemain Arab Saudi yang diboyong ke Spanyol untuk dipinjamkan ke klub yang ada di La Liga Santander, Divisi Segunda, dan akademi klub.

Arab Saudi Menebar Bibit Sepakbola di Tanah SpanyolFoto: Kaz Photography/Getty Images


Tiga pemain Arab bergabung dengan klub dari divisi teratas di Spanyol. Mereka adalah Yahia Sahiri di Leganaes, Fahad Muwallad di Levante, dan Salmam Al Dawsari diambil oleh Villarreal.

Empat pemain lainnya bergabung dengan klub dari Divisi Segunda. Adalah Ali Al Namer di Numanica, Abdulmajeed Al Sulaiheem di Rayo Vallecano, Abdullah Alhamdan di Sporying Gijon, dan Nooh Al Mousa di Valladolid.

Dua pemain lainnya, yakni Marwan Othmnan diambil oleh akademi Leganes dan Jabor Issa oleh akademi Villarreal.

"Pesepakbola Arab Saudi datang ke Spanyol setelah melalui proses seleksi yang ketat," bunyi pernyataan tersebut La Liga di situs resminya.

"Klub Spanyol telah bekerja selama berbulan-bulan untuk menemukan pemain yang paling sesuai dengan tim mereka untuk memperbaiki skuat mereka," sambung pernyataan tersebut.

Proyek ini juga dikatakan sebagai program jangka panjang Arab Saudi. Setiap satu semester mereka akan mengirim pemainnya ke klub-klub Spanyol.

Keputusan yang Tepat atau Tergesa-gesa?

Sebagai proyek jangka panjang, ini pasti bisa menguntungkan sepakbola Arab Saudi, dan terutama untuk timnas. Misalnya untuk Piala Asia 2019, mereka bisa membawa pemain yang sudah kenyang pengalaman setahun penuh bermain di luar negeri seperti Spanyol.

Tapi, untuk Piala Dunia 2018 nanti pengiriman pemain ini bisa menjadi bom waktu. Lima bulan bisa dibilang tidak cukup untuk memastikan perbaikan yang signifikan.

Dari sembilan nama yang dikirim ada tiga pemain yang punya peran besar dalam membawa Arab Saudi kembali ke Piala Dunia. Mereka adalah Yahya, Salem, dan Fahad.

Mereka semua harus beradaptasi dengan dinginnya cuaca, bahasa, dan pola latihan yang mungkin akan berbeda. Jika berhasil adaptasi dengan cepat, itu akan jadi keuntungan. Jika berjalan lambat tentu bukan tidak mungkin kualitas bermain akan menurun di Piala Dunia nanti.

Itu baru dalam hal adaptasi. Dari segi kualitas, apakah pemain Arab Saudi bisa bersaing dengan pemain-pemain yang sudah lebih dulu ada di klub tersebut? Secara teknis, secara taktis, dan fisik mereka akan menghadapi lawan-lawan yang levelnya lebih tinggi.

Yasser Al Qahtani adalah salah satu contoh pemain Arab Saudi yang gagal dalam mencoba peruntungan di Eropa. Pada 2008 dia melakukan trial bersama Manchester City.

Mirror memuat kabar yang menyebut bahwa top skorer Piala Asia 2007 itu menanggis saat mendapat perlakukan keras dalam latihan. Hal itu terjadi setelah Richard Dunne memberikan tekel "selamat datang" untuk Al Qahtani.

Mungkin, di kerja sama ini waktu bermain minimun yang dijanjikan bisa tercapai, tapi tidak ada jaminan mendapatkan kualitas bermain yang oke dari setiap pemain.

Untuk konteks jangka pendek ini tentu baru bisa dibuktikan pada 14 Juni sampai 15 Juli 2018 di Rusia. Arab Saudi akan memulai pertempuran pertamanya di laga pembuka Piala Dunia melawan Rusia selaku tim tuan rumah di Luzhniki Stadium, Moscow.



======

Penulis adalah reporter detikSport, beredar di dunia maya melalui akun @randyprasatya (ran/din)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT