Jakarta - Jalan Indonesia untuk mendapatkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tidaklah mudah. Namun proses panjang itu pupuslah sudah dan kini tinggal kenangan.
Picture Story
Bingkai Sepekan: Jalan Panjang RI di Piala Dunia U-20 Kini Tinggal Kenangan

Sebelum dihantam isu pencabutan status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Indonesia memiliki momen penuh perjuangan untuk memenangkan bidding event sepak bola akbar tersebut. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Jalan Indonesia mendapatkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tidaklah mudah. Butuh proses panjang hingga pergantian pengurusan untuk menjadi host ajang ini. Indonesia dipilih FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 setelah menang bidding pada 24 Oktober 2019. Brasil dan Peru merupakan beberapa kandidat lainnya. Adapun saat itu Indonesia sedianya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 edisi 2021. Namun karena situasi pandemi COVID-19, FIFA membatalkan edisi 2021 dan memindahkannya ke 2023. (Dok. FIFA) Β
Piala Dunia U-20 merupakan ajang bergengsi yang sudah digelar FIFA sejak 1977 dengan yang awalnya bernama World Youth Championship. Turnamen itu banyak melahirkan pesepakbola top seperti Diego Maradona, Lionel Messi, Andres Iniesta, Paul Pogba, hingga Mohamed Salah pernah tampil di Piala Dunia U-20. (Aris Messinis/AFP via Getty Images) Β
Serangkaian persiapan pun sudah dilakukan oleh pemerintah dan PSSI untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Mulai dari infrastruktur hingga hal-hal pendukung lainnya. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) Β
Selain itu, sudah ada enam stadion di Indonesia yang bakal menjadi venue Piala Dunia U-20 2023. FIFA pun telah secara reguler memantau kesiapan enam stadion tersebut. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) Β
Kemudian pada tanggal 25 Juni 2022, Israel U-20 memastikan telah mengantongi tiket ke Piala Dunia U-20. Itu setelah mereka menapaki semifinal Piala Eropa U-29 sebagai runner up Grup B. Israel pun mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya lolos ke Piala Dunia U-20. Ketika itu, belum ada isu penolakan keikutsertaan Israel di Indonesia. (Vladimir Simicek/AFP via Getty Images) Β
Tragedi Kanjuruhan di bulan Oktober 2022 jadi duka sepakbola Indonesia dan dunia. 135 Orang tewas setelah laga Arema vs Persebaya Surabaya di Malang. Kekhawatiran muncul dengan adanya tragedi tersebut, Indonesia bisa dibatalkan statusnya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. (Pool) Β
18 Oktober 2022 jadi momen krusial. Gianni Infantino bertamu ke Istana Negara dan bertemu Presiden Jokowi. Saat itu dipastikan pemerintah bersama FIFA sepakat bahwa Piala Dunia U-20 dapat berjalan dengan baik. (Adek Berry/AFP via Getty Images) Β
Masalah mulai bermunculan di tengah kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pada 14 Maret 2023, Gubernur Bali Wayan Koster mengirim surat ke Kemenpora yang berisikan keberatan kalau wilayahnya menerima kedatangan Timnas Israel. Wayan Koster mengacu pada posisi Indonesia yang mendukung Palestina dan mendukung kemerdekaan setiap bangsa. Kemudian pada 23 Maret 2023, giliran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga buka suara. Ganjar dalam keterangan tertulisnya sependapat dengan Koster, sesama rekannya di partai PDIP menolak kedatangan Timnas Israel di Indonesia. (Dok. Detikcom) Β
IsuΒ penolakan kedatangan Israel pun semakin memanas, sejumlah aliansi Islam ikut-ikutan menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta. (Adek Berry/AFP via Getty Images)
Hingga akhirnya, mimpi buruk untuk Indonesia pun datang. FIFA mengumumkan pencabutan Indonesia selaku tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 29 Maret 2023. Keputusan FIFA itu bukan hanya memupus asa para penggemar sepak bola Indonesia untuk menyaksikan event kelas dunia di rumah sendiri, tapi juga mengubur mimpi para pemain timnas U-20 Indonesia untuk pamer bakat di pentas tertinggi. (Dok. Instagram/PSSI)
Alasan pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah tidak disebutkan dengan jelas oleh FIFA. Banyak yang menyebut penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel menjadi alasan utama FIFA. Hal itulah yang membuat dua tokoh Indonesia, Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi sasaran kekecewaan masyarakat Indonesia. (Dok. Twitter)
Namun banyak juga yang menyebut bahwa polemik Israel ini adalah puncak masalah. Akar masalahnya adalah Tragedi KanjuruhanΒ atau terkait keamanan. Penolakan serius terhadap salah satu peserta Piala Dunia U-20 dinilai sebagai ancaman keamanan bagi FIFA. Kendati demikian, isu tersebut dibantah oleh Zainudin Amali. Waketum PSSI tersebut menegaskan keputusan FIFA itu tak berkaitan dengan tragedi Kanjuruhan. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Keputusan FIFA soal pencabutan status tuan rumah ini jelas merugikan Indonesia. Sejak menang bidding pada 2019, pemerintah jor-joran mengucurkan dana untuk menyukseskan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023. Berdasarkan informasi yang dihimpun Skor.id, Kemenpora RI saja setidaknya meminta kucuran dana hingga Rp900 miliar buat event ini. Belum lagi Kementerian PUPR yang butuh hingga Rp575 miliar untuk renovasi stadion dan perbaikan infrastruktur pendukung. (Andhika Prasetia/detikcom)
Selain itu Indonesia juga terancam dibekukan FIFA. Meski belum mengumumkan seperti apa sanksi yang akan dijatuhkan FIFA kepada PSSI, ada potensi sepak bola Indonesia dibekukan oleh mereka. Jika memang demikian, artinya timnas Indonesia hingga klub-klub lokal tak bisa berlaga di turnamen internasional, salah satunya Piala Asia 2023 mendatang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)