Sepeda gravel memang diperuntukkan untuk mereka yang suka tantangan di pegunungan. Lalu, sepeda gravel seperti apa yang pantas dipakai?
Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat olahraga ekstrim karena punya banyak jalur bersepeda yang menantang. Maka dari itu, produsen-produsen sepeda terkemuka berlomba membuat sepeda yang khusus mengarungi medan seperti itu.
Sejak dulu kita mengenal Mountain Bike atau sepeda gunung, tapi di era modern sekarang, Gravel Bike menjadi tren baru. Bukan tanpa alasan mengingat bentukan Gravel Bike lebih "manis" ketimbang MTB, karena menggabungkan konsep sepeda jalan raya dan sepeda gunung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bedanya dengan Road Bike, Gravel Bike siap diajak menaklukkan trek offroad di mana masih banyak batu atau tanah dalam kategori rata.
Jenis sepeda ini punya kemampuan beradaptasi, keserbagunaan, dan ketangguhan yang menjadikannya sepeda commute sekaligus sepeda touring yang ideal. Perbedaan mencolok tentu ada di jenis ban yang ukurannya lebih besar (28 mm) ketimbang road bike (25 mm) dan punya tekstur bergerigi serta geometri dan jenis rem berbeda.
Nah, bagi masyarakat perkotaan saat ini, menggunakan sepeda gravel bukan cuma soal olahraga demi gaya hidup sehat, tapi juga demi mencari tantangan.
Meski demikian, untuk menaklukkan tantangan tersebut butuh sepeda yang mumpuni agar bisa maksimal melakukannya dan selamat sampai tujuan.
Sebagai salah satu produsen sepeda, Polygon meluncurkan seri gravel bike terbaru, Polygon Tambora, yang telah dikembangkan selama dua tahun terakhir. Tambora diklaim sebagai sepeda speed gravel berbahan carbon yang merupakan perpaduan sempurna dari kecepatan dan kenyamanan di berbagai medan untuk touring.
Tentu saja nama Tambora yang disematkan juga bukan tanpa alasan. Gunung Tambora terkenal dengan sejarahnya sebagai salah satu erupsi terdahsyat yang mengubah iklim dunia pada tahun 1815. Akibat erupsi itu, iklim yang tidak menentu mengakibatkan banyak hewan ternak yang sering digunakan sebagai sarana transportasi pada tahun tersebut jatuh sakit.
Hal ini mendorong masyarakat untuk menciptakan kendaraan alternatif lain dan mengembangkan sarana transportasi yang mudah, salah satunya sepeda.
Baca juga: Ketika Sepeda Indonesia Mendunia Lagi |
"Harapannya tentu semoga Polygon Tambora bisa sama besarnya dengan gunung Tambora. Sekaligus agar kita bisa kembali mengingat momen bersejarah bagi Indonesia dan dunia dan melihat kembali awal mula berdirinya sepeda," ucap Zendy Renan selaku Product Development Manager Polygon Bikes dalam rilis kepada detikSport.
Polygon Tambora adalah sepeda gravel berbahan carbon pertama. Setelah selama ini dipakai di sepeda road bike, bahan carbon yang disematkan di sepeda gravel Tambora itu akan memudahkan penggunanya mengejar speed sekaligus performa jarak jauh yang lebih optimal.
Polygon Tambora memiliki tire clearance hingga 45c, yang mampu mengakomodir kebutuhan petualangan di medan gravel yang terkenal berpasir sekalipun. Sebagai bonus, seri tertinggi G8X dilengkapi dengan fitur wireless shifting dari SRAM Rival 1 yang memberikan pengalaman shifting lebih mulus.
"Sepeda ini sangat nyaman, ya. Saya coba di jalan datar bisa sampai 50 km/jam. Bahkan speed-nya bisa menyamai road bike! Jika melewati jalanan yang bumpy atau berpasir, sepedanya juga bisa menahan getaran dengan sangat baik, sehingga tidak terasa stingy di tangan pengendaranya," ujar Denny Stevano, salah satu penggiat sepeda yang kerap turun di event balap sepeda seperti Bromo KOM dan Tour de Ambarrukmo.
Tertarik untuk memiliki salah satu dari empat seri Tambora? Silakan rogoh kocek cukup dalam karena kisaran harganya mulai dari Rp 9,5 juta hingga Rp 41 juta untuk tipe tertinggi.
(mrp/yna)