Diskriminasi kerap dialami para transgender. Ada kisah tentang pesepakbola transpuan dan trans laki-laki berjuang melawan stigma negatif di lapangan hijau.
Adalah Mara Gomez, pemain Villa San Carlos. Ia bercerita bagaimana sepakbola membantunya melewati masa-masa sulit karena pilihan hidupnya.
Gomez bermain sepakbola sejak usia 15 tahun. Ia mengaku kerap dilecehkan karena berganti identitas, dari yang sebelumnya seorang laki-laki. Ya, Gomez memilih menjadi seorang transpuan.
"Ketika saya mulai bermain, ada banyak diskriminasi, pengucilan, pelecehan, dan pelecehan verbal di jalanan dan sekolah," kata Gomez.
Gomez bermain usai atas dasar dorongan tetangganya. Kini, ia menjadi salah satu pemain berbahaya di La plata, yang membuatnya direkrut Villa San Carlos. "Sepak bola seperti terapi bagi saya," kata Gomez kepada AFP.
Pelatih Gomez, Juan Cruz Vitale, ikut memujinya. Juan bahkan mematahkan stigma bahwa laki-laki selalu punya kekuatan fisik yang lebih baik.
"Dia cepat dan sangat bagus dalam menendang ke gawang. Tidak seperti apa yang dipikirkan orang dan media, dia tidak sekuat itu. Saya punya sejumlah gadis yang lebih kuat, dan meskipun dia cepat, saya memiliki gadis yang lebih cepat," katanya.
"Dia cerdas dan belajar dengan cepat. Dia bisa mencetak gol, yang memang kurang bisa kami lakukan," jelasnya.
Juan berharap bisa mendaftarkan Gomez usai pandemi corona berakhir. "Ada undang-undang tentang identitas gender yang tidak bisa dilewati. Kami yakin dia akan menjadi bintang," kata Juan.