Eks Kapten Timnas Afghanistan Minta Perlindungan untuk Perempuan

Eks Kapten Timnas Afghanistan Minta Perlindungan untuk Perempuan

Lucas Aditya - Sepakbola
Rabu, 18 Agu 2021 16:18 WIB
LONDON, ENGLAND - MARCH 07: Khalida Popal speaks during Theirworld #RewritingTheCode International Womens Day Breakfast 2017 at The Institute of Directors on March 7, 2017 in London, England. (Photo by Stuart C. Wilson/Getty Images for TheirWorld)
Eks kapten sepakbola wanita Afghanistan, Khalida Popal, meminta perlindungan untuk perempuan di negaranya. ( Foto: Getty Images/Stuart C. Wilson)
Jakarta -

Eks kapten Timnas Sepakbola Wanita Afghaninstan, Khalida Popal, meminta perlindungan untuk perempuan-perempuan di negaranya. Saat ini, Taliban kembali berkuasa.

Setelah 20 tahun, Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Hal itu ditandai dengan penguasaan ibu kota negara, Kabul.

Di masa lalu, dari 1996 sampai 2001, hak perempuan Afghanistan terbatas. Taliban pernah melarang wanita dan anak-anak perempuan bekerja dan bersekolah juga meminta mereka mengenakan burqa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan juga dilarang keluar rumah tanpa ditemani oleh keluarga laki-lakinya yang sudah dewasa.

Timnas sepakbola wanita Afghanistan baru berlaga di ajang internasional pada 2007. Saat itu, Popal menjadi anggota skuad ang berlaga melawan International Security Assistance Forces di Ghazi Stadium, Kabul. Afghanistan menang 5-0.

ADVERTISEMENT

Setelah Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus, Popal mendapat banyak pesan dari para anggota Timnas sepakbola wanita Afhanistan.

Popal kini sudah menetap di Denmark sejak meninggalkan Afghanistan pada 2011 dan mencari suaka pada 2016.

"Saya tak bisa tidur, saya menangis dan merasa tak bisa membantu," kata Popal seperti dikabarkan oleh BBC Sport.

"Saya menerima pesan dari para pemain dari Afghanistan yang menangis, bilang bahwa kami terlantar dan tertahan di rumah tak bisa keluar. Mereka ketakutan. Semua mimpi sudah buyar. Ini seperti mimpi buruk."

"Para pemain mengirim video mereka dan bilang 'orang-orang lawan bicara saya sekarang ada di luar pintu, saya tak bisa bernapas, saya sangat takut dan saya tak melihat perlindungan'."

"Apa yang terjadi sekarang kembali ke titik awal. Kami merasa pertunjukannya sudah kelar," kata Popal menambahkan.

(cas/krs)

Hide Ads