Mencintai sepakbola bisa dengan banyak cara. Seperti halnya Eko Fadly yang mencoba merajut cinta kepada Si Kulit Bundar dengan mengelola jersey.
Eko Fadly mempunyai cita-cita menjadi pesepakbola sejak kecil. Namun dia gagal mewujudkan cita-citanya itu, terlebih usia saat ini sudah 30 tahun.
Meski tak menjadi pesepakbola, Eko Fadly tetap menyukai sepakbola. Dia bahkan mencoba peruntungan di sepakbola dari segi lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko Fadly kemudian membangun sebuah brand apparel jersey dengan nama Calma. Bisinisnya itu dibangun sejak 2013.
![]() |
Kerja kerasnya kemudian berkembang. Dia berhasil menggaet PSKC Cimahi selaku tim dari Liga 2 dan tim Liga 3 Serpong City FC sebagai klain.
"Hingga saat ini produksi sudah berjalan, dan saya sudah memiliki kurang lebih 30 tim produksi hari ini," kata Eko Fadly kepada detikSport.
Menurut Eko Fadly, Calma merupakan serapan dari kata Calm dalam Bahasa Spanyol yang artinya tenang. Dia kemudian mengecek ke HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan nama Calma masih bisa didaftarkan.
"Dari pitching, lalu berujung order dan menjadi partner. Kami presentasikan ide-ide kepada para petinggi dan pemilik klub. Khusus Serpong City, produk langsung di-review oleh club advisor Nabil Husein, dan beliau menyetujui kami sebagai partner apparel. Begitu juga dengan PSKC Cimahi, kami langsung present kepada Presiden Klub Rendra Sudjoeno, dan beliau juga senang," Eko menjelaskan.
Setelah terus berkembang di Tanah Air, Eko Fadly punya mimpin menembus ke luar Indonesia. Dia dalam waktu dekat mencoba untuk ekspansi di kawasan Asia.
"Cita-cita ekspor itu tentu sudah ada, Insya Allah pada tahun ketiga, target kami ekpansi ke pasar Asia khususnya Asia Tenggara," ujar pria yang tumbuh besar di Bekasi, Jawa Barat itu.
(ran/ran)