Pesepakbola Vietnam Terjerat Kasus Narkoba, Bukan Cerita Baru

Pesepakbola Vietnam Terjerat Kasus Narkoba, Bukan Cerita Baru

Afif Farhan - Sepakbola
Minggu, 12 Mei 2024 16:00 WIB
The Vietnam national team players are posing for a team photo before the AFC Asian Cup 2023 match between Japan and Vietnam at Al Thumama Stadium in Doha, Qatar, on January 14, 2023. (Photo by Noushad Thekkayil/NurPhoto via Getty Images)
Ilustrasi skuad Timnas Vietnam (Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)
Jakarta -

Mantan Wakil Presiden Federasi Sepakbola Vietnam (VFF), Duong Vu Lam ungkap hal mengejutkan. Skandal pesepakbola Vietnam terjerat narkoba bukan cerita baru!

Baru-baru ini, heboh lima pesepakbola Vietnam keciduk polisi akibat pesta narkoba. Kelimanya adalah pemain dari klub Hong Linh Ha Tinh FC, malah empat di antaranya sudah pernah dipanggil memperkuat Timnas Vietnam.

Kelima pemain itu langsung dibekukan kontraknya oleh klub. VFF juga ambil langkah, melarang kelima pemain itu tampil di seluruh kompetisi sepakbola Vietnam dan tidak dipanggil ke timnas dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari media Vietnam, Dantri, mantan wakil VFF, Doung Vu Lam berkomentar atas peristiwa tersebut. Pengakuannya, hal seperti itu bukan cerita baru!

"Ini bukan cerita baru, sudah ada beberapa kasus sebelumnya, namun sebagian pemain masih belum menganggapnya sebagai pembelajaran dan terus-terusan terjadi," bukanya.

ADVERTISEMENT

Doung Vu Lam tidak merincikan kasus-kasus yang terjadi sebelumnya. Lam turut menyinggung, penggunaan narkoba dinilai bisa jadi semacam doping buat pesepakbola.

"Tes doping harus terus digalakkan kepada para pemain," tegasnya.

"Ketika klub memiliki langkah-langkah seperti itu dan dilengkapi dengan sistem medis yang memadai untuk memeriksa pemain, kecil kemungkinan pemain tersebut akan berani melanggar peraturan," sambungnya.

Lam menutup, klub-klub sepakbola Vietnam harus terus memantau para pemainnya. Itu berarti, turut memastikan gaya hidup pemainnya di luar lapangan agar tidak terjebak dalam lingkaran 'setan'.

"Menurut saya, mungkin beberapa klub memanjakan para pemainnya. Sehingga, para pemainnya itu bebas melakukan hal apapun," cetusnya.

"Klub dan para pemain harus berpikir jernih. Ketika ada kasus seperti ini, bukan cuma si pemain yang nantinya menderita tapi juga klub itu sendiri dan keluarga si pemain. Pemain harus sadar diri dan klub harus terus memantau," tutupnya.

(aff/krs)

Hide Ads