Remco Evenepoel: Dulu Kapten Timnas Belgia, Kini Bintang Baru Balap Sepeda

Remco Evenepoel: Dulu Kapten Timnas Belgia, Kini Bintang Baru Balap Sepeda

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Selasa, 23 Jul 2024 18:15 WIB
Belgiums Remco Evenepoel, wearing the best young riders white jersey, celebrates on the podium after the twentieth stage of the Tour de France cycling race over 132.8 kilometers (82.5 miles) with start in Nice and finish in La Couillole pass, France, Saturday, July 20, 2024. (AP Photo/Daniel Cole)
Remco Evenepoel di Tour de France 2024. (Foto: AP/Daniel Cole)
Jakarta -

Remco Evenepoel muda amat menjanjikan sebagai pesepakbola, hingga jadi kapten timnas Belgia. Tapi ia lantas muak dengan sepakbola dan pindah ke balap sepeda.

Remco Evenepoel menggeluti sepakbola sejak belia. Usia lima tahun, ia sudah gabung tim junior Anderlecht. Saat 11 tahun, merantaulah ia ke Belanda bersama PSV sebelum akhirnya kembali ke Anderlecht tiga tahun berselang.

Mantan pelatihnya di Anderlecht Stephane Stassin menyebut Evenepoel sebenarnya tak menonjol dan bukan yang paling menentukan di lapangan. Tapi kerja keras, kegigihan, dan kepemimpinannya membuatnya sangat terasa buat rekan-rekan, meski tak terlihat di mata penonton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal tenaganya, Stassin punya cerita yang menunjukkan betapa gilanya Evenepoel: ia pernah ikut half-maraton di hari Minggu padahal baru bertanding semalam. Meski sudah sempat dilarang beraktivitas berat karena ada laga lain di hari Selasa, tapi Evenepoel cuek dan unjuk kekuatan dengan menyalip Stassin di ajang lari itu.

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT

Perkara tenaga yang berlebih-lebih pula, Evenepoel digeser dari posisi kiper ke gelandang. Mula-mulanya sebagai playmaker, lalu ditarik lebih ke dalam sebagai nomor delapan atau enam, juga diplot sebagai bek sayap.

Pada akhirnya rangkaian cedera dan kerumitan di sepakbola membuat Evenepoel muak. Cedera panggul menjadi awal mula. Ia melakukan pemulihan dengan lebih banyak bersepeda.

Kemudian nasib berkata Anderlecht melepasnya, sesuatu yang cukup disesalkan Evenepoel. Ia merasa nyaman di sana, tapi kesempatan bermainnya menurun tanpa penjelasan berarti. Meski sempat ditampung KV Mechelen, Evenepoel terlanjur muak apalagi diminta menunggu enam bulan sebelum diberi kontrak profesional.

Maka talenta berbakat Belgia itu, yang sempat membela timnas U-15 dan 16 termasuk menjadi kapten, meninggalkan sepakbola. Ia memutuskan meneruskan jejak sang ayah sebagai pesepeda profesional di usia 17 tahun.

"Tiba-tiba, saya kehilangan gairah dan cinta terhadap sepakbola dan saya ingin berhenti sepenuhnya serta mencoba hal berbeda. Pada akhirnya saya memilih bersepeda dan saya senang saya melakukannya," ujar penggemar Arsenal itu, dikutip Cyclinguptodate.

[Gambas:Instagram]

Memang dasarnya atlet berbakat, khususnya dalam bekerja keras dan gila latihan, Evenepoel pun menanjak di balap sepeda. Di kelas junior, ia meraih 34 kemenangan dalam 44 balapan.

Ia terus berkembang, memenangi balapan klasik Clasica de San Sebastian pada 2019, lalu menjadi juara Time Trial di Kejuaraan Eropa tahun yang sama. Evenepoel lantas mencapai tahapan baru dalam kariernya, saat memenangi Vuelta a Espana 2022 --salah satu dari Grand Tour bersama Giro d'Italia dan Tour de France.

Ia bahkan mengawinkannya dengan gelar Kejuaraan Dunia 2022. Pada Tour de France 2024, meski belum diunggulkan seperti Tadej Pogacar dan Jonas Vingegaard, ia tetap unjuk gigi.

Evenepoel menjuarai etape tujuh, yang merupakan tahap time trial, dan finis ketiga di general clasification di belakang Pogacar dan Vingegaard. Penampilannya juga berbuah jersey putih, alias pebalap muda terbaik.

Baru 24 tahun, pebalap Deceuninck-Quick Step itu kini digadang-gadang sebagai harapan baru balap sepeda Belgia, sebagai penerus kejayaan Eddy Merckx.

(raw/krs)

Hide Ads