.webp)
Pemerintah Rio de Janeiro berencana menjual stadion legendaris Brasil, Maracana. Penjualan itu dilakukan guna menutup utang yang menjerat.
Stadion Maracana bisa dibilang stadion 'keramat' di Brasil. Arena olahraga yang berada di Rio de Janeiro ini sudah berdiri sejak 1950 dan jadi saksi sejarah sepakbola Negeri Samba.
Maracana jadi tempat di mana 200 ribu penonton menyaksikan 'final' Piala Dunia 1950 ketika Brasil dikalahkan Uruguay 2-1. Stadion ini pula menjadi saksi gol ke-1.000 yang dicetak raja sepakbola Brasil, Pele, tahun 1969.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir L'Equipe, Stadion Maracana hendak dijual pemerintah Rio de Janeiro selaku pemiliknya. Pemerintah daerah di sana punya beban utang mencapai 1,89 miliar euro (Rp 36 triliun) kepada pemerintah pusat Brasil.
Pemerintah Rio de Janeiro juga ingin menjual Maracana demi menghindari biaya pemeliharaannya. Dana yang keluar untuk maintenance setiap pertandingan di stadion berkapasitas 87 ribu penonton itu mencapai 160 ribu euro (Rp 3,1 miliar).
Anggota Majelis Legislatif Negara Bagian Rio de Janeiro (ALERJ), Rodrigo Amorim, menyebut penjualan Maracana dan kompleks olahraga di sebelahnya mesti dilakukan demi melunasi hutang. Privatisasi Maracana diperkirakan menghasilkan uang sekitar 320 juta euro (Rp 6,2 triliun).
"Kami harus mengurangi biaya yang paling mahal, dan saat ini biaya Stadion Maracana sekitar 160.000 euro per pertandingan," kata Amorim, dilansir dari L'Equipe.
Baca juga: Dulu Pele, Kini Estevao |
 Stadion Maracana di malam hari. (Foto: Getty Images/Wagner Meier) |
Penjualan Stadion Maracana masih perlu disetujui dalam sidang pleno ALERJ. Andai disepakati, ini menjadi percobaan kedua kalinya dari pemerintah Rio de Janeiro dalam menjual stadion legendaris tersebut.
Pengusaha terkaya Brasil, Eike Batista, sempat mau membeli Stadion Maracana dari pemerintah Rio de Janeiro pada 2011. Namun, pembelian tersebut gagal terlaksana.
Wacana penjualan Stadion Maracana mendapat reaksi negatif dari warga Rio de Janeiro. Tidak sedikit menilai privatisasi stadion yang menjadi kebanggaan Brasil itu bisa mereduksi warisan sepakbola negara pemilik 5 trofi Piala Dunia tersebut.
Baca juga: Neymar di Ujung Tanduk |
(bay/adp)
