Bin Hammam sedang mencari dukungan menuju Kongres AFC di Kualalumpur, Malaysia, 8-9 Mei mendatang, di mana ia akan bersaing dalam pemilihan wakil Asia untuk duduk di Komite Eksekutif FIFA.
Orang Qatar ini bertarung melawan presiden asosiasi sepakbola Bahrain, Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, yang sejauh ini mendapat banyak dukungan dari kawasan Asia Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendukungnya karena prestasinya. Sebelum Bin Hammam Hadir, AFC tak dianggap di FIFA. Sejak dia datang, dia mampu menempatkan empat orang anggota Exco dari Asia di FIFA," ujar Nurdin kepada para wartawan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (30/4/2009) pagi WIB.
Bin Hammam cukup kontroversial sebagai orang nomor satu di dunia persepakbolaan Asia. Ia antara lain pernah dianggap otorites dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan tak populer, termasuk yang terakhir adalah ide memindahkan markas AFC dari Malaysia.
Terkait kampanye menjelang Kongres AFC, sosok berusia 60 tahun itu pernah bikin panas telinga ketua federasi sepakbola Korea Selatan, Cho Jung-Yeon. Pada Cho yang mendukung Shaikh Salman, ia mengatakan akan "memenggal kepalanya".
Meski demikian, Nurdin menilai Bin Hammam sebagai figur yang sukses membangkitkan persepakbolaan Asia dalam satu dasawarsa terakhir, termasuk memuluskan Korea-Jepang sebagai tuan rumah Asia pertama Piala Dunia.
"Dia menjadikan Jepang-Korea tuan rumah PD 2002. dia mampu meyakinkan FIFA. Dan ia punya visi pembangunan sepakbola Asia (Vision Asia) yang mirip dengan visi 2020 PSSI," tutur Nurdin.
"Dia mampu membangun sepakbola Asia yang sebelumnya belum pernah terjadi. Dan Indonesia secara subyektif memiliki kepentingan terhadap AFC. AFC sebagai konsultan daripada BLI untuk meningkatkan kualitas daripada BLI."
"AFC memberikan instruktur untuk meningkatkan kualitas wasit kita. Banyak program lain yang memiliki komitmen yang sangat kuat untuk mendukung program PSSI," sambungnya.
Nurdin pun tak menampik anggapan bahwa dukungan yang ia berikan kepada Bin Hammam terkait dengan rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Menurutnya, dengan Bin Hammam maju sebagai wakil AFC di FIFA, maka langkah Indonesia untuk memenangi bursa prestesius itu akan semakin terbuka lebar.
"Kalau Bin Hammam terpilih, tidak perlu lagi saya melobi di FIFA. Dia memiliki akses yang sangat kuat di FIFA. Itu subyektif memudahkan Indonesia dalam rencana bidding tuan rumah PD 2022. Track record Hammam sudah bisa dibuktikan."
(mrp/a2s)