Dalam partai perebutan tempat ketiga yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (31/7/2010), itu, Persipura harus mengakui keunggulan Persik dengan skor tipis 0-1 saja.
Pelatih Persipura, Jacksen F Tiago mengakui bahwa timnya datang ke Solo dalam kondisi yang masih terpukul setelah kalah 5-3 melalui drama adu pinalti saat melawan Sriwijaya FC di semifinal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain persoalan psikis, lanjut Jacksen, Persipura juga terbebani masalah teknis. Saat ini Persipura kekurangan pemain setelah ditinggal tujuh pemain intinya. Karena itu siapapun nantinya yang akan menangani Persipura, harus melakukan pengembangan dengan mencari tambahan pemain setidaknya 5-6 orang pemain.
"Saya belum tentu menangani Persipura lagi. Tapi siapapun nantinya (yang melatih), harus menambah pemain lagi, terutama di lini pertahanan. Saat ini di lini belakang itu memang cukup lemah," lanjutnya.
Sementara itu, Persik justru diuntungkan karena bermain tanpa target. Sebelum bertanding, pelatih Persik, Agus Yuwono, memang telah mengatakan timnya tidak terlalu ngotot. Bisa mencapai empat besar sudah merupakan prestasi tersendiri bagi Persik saat ini yang sedang dirudung persoalan krisis perstasi.
"Kemenangan ini hiburan amat berharga bagi kami dan juga untuk seluruh warga Kediri. Kondisi ini cukup kontras jika dilihat dari kondisi kami di Liga Indonesia. Meskipun masih punya harapan, tapi kami menyadari kami dalam kondisi amat sulit di Liga Indonesia," ujar Agus.
(arp/arp)