"Perasaannya nggak nyangka bisa segitu responnya. Sekarang bisa jadi semacam mars, semacam lagu kebangsaan. Kita bangga banget," kata manajer Netral, Puji Andi Andaya, dalam perbincangan dengan detiksport, Rabu (22/12/2010).
Sejak babak penyisihan, lagu 'Garuda di Dadaku' memang terus membahana di stadion Gelora Bung Karno (GBK). Semua fans yang memadati stadion tahu lirik lagu yang awalnya diciptakan untuk soundtrack film tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada pakai baju Garuda yang merah. Bahkan kita juga nggak nyangka banyak tentara yang ikut nyanyi dengan sikap sempurna, kaya semacam lagu kebangsaan," ceritanya.
Popularitas lagu tersebut tentu saja menimbulkan keuntungan tersendiri bagi para personel Netral, Bagus, Eno dan Coky. Puji memperkirakan, ada pendapatan tambahan dari keuntungan penjualan Ring Back Tone (RBT) dari lagu itu.
Selain RBT, Netral juga kini tengah mempersiapkan beberapa t-shirt berbau 'Garuda di Dadaku'. Rencanaya, kaos bertema Merah Putih tersebut akan mulai dijual menjelang laga final.
"Nanti kaosnya buat kalangan bawah, kalangan menengah atas dan limited edition," tambahnya.
Meski sudah menjadi 'lagu nasional', Netral belum pernah mendapat penghargaan dari pemerintah. Tapi bagi Netral, itu bukanlah sebuah masalah besar. Lagipula lagu tersebut juga terinspirasi dari lagu daerah 'Apuse'. Lirik lagu tersebut juga diciptakan oleh Feri Indra Syarif, salah seorang mantan ketua Jakmania.
"Kemarin sudah ada yang sounding ke Menpora, tapi sampai sekarang belum ada perkembanganya. Biarin sajalah," pungkasnya. (mad/a2s)