Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua KONI Sumatera Selatan, Muddai Maddang. Ia menyebut, dana anggaran negara saja tak cukup membiayai 'Laskar Wong Kito', apalagi jika dana tersebut kemudian dicabut.
“Tidaklah mungkin mengelola Sriwijaya FC tanpa menggunakan anggaran negara. Dibantu negara saja, Sriwijaya FC masih harus mencari lagi dengan susah payah,” kata Muddai ketika dihubungi detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Muddai, anggaran sebesar Rp 20 miliar itu cukuplah logis buat memberikan rasa senang, kebanggaan, serta persatuan dari masyarakat Sumatra Selatan melalui Sriwijaya FC. “Coba kalau tidak ada Sriwijaya FC, pasti masyarakat Sumatera Selatan tidak akan menyetujuinya."
Bila pemasukan hanya mengandalkan dari tiket penonton itu cukuplah sulit. “Wong Sumsel itu cukup sulit membeli tiket seharga Rp 100 ribu. Hal yang mungkin BUMN dan BUMD yang untung triliun rupiah itu meningkatkan dukungan dana buat Sriwijaya FC, baru kita bebas dari dana negara."
“Saya siap berdebat dengan pihak yang yakin dapat menghidupkan Sriwijaya FC tanpa menggunakan anggaran negara,” tantang Muddai.
Namun Muddai setuju dan mendukung kalau masyarakat menginginkan soal laporan keuangan Sriwijaya FC secara transparan. “Kita akan menjelaskan secara menyeluruh penggunaan anggaran Sriwijaya FC. Itu memang sangat penting. Saya sangat mendukung,” tegasnya.
(tw/roz)