"Persoalan ini berbahaya buat klub. Setahu saya kalau tidak salah di aturan FIFA, tiga bulan gaji berturut-turut belum dibayar, pemain bisa bebas kemana saja keluar dari klub asalnya," kata Pelatih Bontang FC Fachri Husaini kepada detikSport, Senin (14/2/2011) sore WITA.
Hingga paruh musim ISL 2010/2011, Bontang FC berada satu tingkat di atas Pelita Jaya yang menempati posisi juru kunci di urutan 15, dengan mengantongi 11 poin dari 14 kali pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski begitu, saya terus berupaya agar pemain jangan menyerah. Saya terus ingatkan jangan gadaikan harga diri dengan bertanding seadanya. Terutama di putaran kedua nanti," imbuhnya.
Menanggapi persoalan keuangan yang membelit Bontang FC, Pengprov PSSI Kaltim tidak bisa berbuat banyak. Dalam perbincangan dengan detikSport secara terpisah, Sekretaris Pengprov PSSI Kaltim Slamet Bardianto menyerahkan sepenuhnya urusan kewajiban manajemen terhadap pemain dalam pertemuan lebih lanjut.
"Tergantung isi kontraknya bagaimana? Kembalikan ke kontrak antar pemain dan manajemen, itu konsekuensinya," kata Slamet.
Menurutnya, Bontang FC yang merupakan aset masyarakat Kaltim yang berbicara di kancah persepakbolaan nasional, selain Persisam Putra Samarinda serta Persiba Balikpapan, harus diselamatkan.
"Intinya, itu urusan internal manajemen. PSSI tidak bisa mencampuri. Semestinya duduk bersama secara intensif untuk menyelamatkan Bontang FC sebagai aset pemerintah daerah," ujar Slamet.
Disinggung mengenai peraturan FIFA terkait peluang pemain untuk hengkang meninggalkan klub asalnya, menyusul tertunggaknya pembayaran 3 bulan gaji berturut-turut, Slamet mengaku belum tahu pasti.
"Kalau soal itu, saya belum tahu pasti. Saya belum baca peraturan itu," tutup Slamet.
(a2s/a2s)