Diduga Ada Konspirasi di Balik Kisruh KN-Komding

Diduga Ada Konspirasi di Balik Kisruh KN-Komding

- Sepakbola
Sabtu, 14 Mei 2011 00:14 WIB
Jakarta - Oleh Komite Normalisasi (KN), nasib George Toisutta dan Arifin Panigoro (GT-AP) sudah lama tamat. Namun, bagi para pendukungnya belum. Dugaan pun muncul bahwa, penolakan itu hanya berdasar ketidaksukaan personal saja.

Sejak lama, KN dengan tegas telah menolak pencalonan GT-AP setelah FIFA menyatakan keduanya, bersama dengan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie, tidak boleh mencalonkan diri lagi. Tapi, tak semua setuju dengan keputusan itu.

Di sini muncullah sebuah kelompok bernama Kelompok 78 yang dengan gigih memperjuangkan nasib GT-AP. Mereka menyebut, FIFA tidak punya alasan jelas atas penolakan kedua orang tersebut sehingga mereka merasa keduanya masih layak untuk mencalonkan diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keadaan pun makin bertambah rumit setelah Komite Banding, yang sama seperti KN, juga dibentuk FIFA, memutuskan untuk meloloskan GT-AP. Kelompok 78 boleh senang, tapi keputusan itu akhirnya juga tak dianggap oleh KN.

Pro dan kontra pun terus bermunculan. Bob Hippy, ketua tim sukses GT-AP, mengaku menyayangkan keadaan ini.

Di mata Bob, KN dan Komding seharusnya bisa bekerjasama, mengingat kedua kelompok sama-sama dibentuk oleh FIFA. Maka, ketika yang terjadi justru sebaliknya, Bob pun menilai bahwa ada konspirasi di sini.

"Ada satu hal-hal di luar sana yang benar-benar terjadi. Ada konspirasi," ujarnya kepada detikSport.

"Konspirasi apa? Konspirasi bahwa ada ketidaksukaan terhadap pak George dan pak Arifin. Soalnya mereka tidak menjelaskan mengapa keduanya ditolak. Mereka tak memberikan alasan jelas."

Bob pun menyebut, saat ini yang bisa dilakukan adalah menunggu bagaimana jalannya kongres nanti. Apa pun keputusan yang dihasilkan dalam kongres tersebut, sebaiknya tak diganggu gugat.

"Tetap kita akan lihat, menuju kongres akan ke mana arahnya. Pemegang hak suara yang berperan di sini, bukan FIFA atau Komite Normalisasi lagi. Kalau mereka sudah memutuskan sesuatu, maka tak akan bisa dibantah lagi."




(roz/din)

Hide Ads