Penegasan itu muncul setelah Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 (bukan No 1 tahun 2011 seperti diberitakan sebelumnya), yang berisi larangan daerah memberi bantuan APBD kepada klub.
"Nggak boleh lagi, kalau masuk lagi kita coret," kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di kantor presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Kamis (26/5/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan APBD telah nyata-nyata membuka celah dilakukannya korupsi uang rakyat ini oleh pengelola klub yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, APBD juga membuat pengelola klub menjadi manja dan tidak kreatif dalam menggarap potensi pemasukan.
Kasus korupsi APBD yang dibungkus pendanaan sepakbola menyeret mantan manajer Persisam Samarinda, Aidil Fitri, ke pengadilan. Aidil diduga membagi-bagi uang kepada sejumlah politisi dan pengurus PSSI.
Beberapa waktu lalu, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Apung Widadi pernah mengungkapkan bahwa audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan bahwa ada 18 klub pemakai APBD yang berpotensi merugikan keuangan negara.
Selain korupsi dan penyelewengan dana, keberadaan APBD telah membuat para pengurus klub manja karena tanpa kerja keras mereka bisa tetap mendapatkan dana buat meneruskan kelangsungan hidup klubnya.
Padahal, klub-klub terebut mengaku sebagai klub profesional. Di belahan dunia manapun, klub profesional berarti klub mencari penghasilan dengan cara-cara yang sah seperti menggaet sponsor, memberikan hak penamaan stadion kepada swasta, penjualan merchandise, tiket, dll.
Klub yang tidak memakai APBD bukannya tidak ada. Setidaknya, ada empat klub yang benar-benar telah bebas dari APBD saat ini, yakni Arema Indonesia Malang, Persib Bandung, Pelita Jaya Purwakarta dan Semen Padang.
Contoh terbaik dari klub yang dulunya menggunakan APBD namun kini benar-benar mandiri adalah Persib. Ini adalah bukti bahwa kerja keras dan kreativitas bisa membuat sebuah klub mandiri dan bermartabat.
Jadi, klub Indonesia tanpa APBD? Siapa takut!
Foto: Persija Jakarta vs Persib Bandung. Kini semua klub di Indonesia dilarang menggunakan pembiayaan dari APBD. (dok detiksport/mrp)
(arp/nar)