"Itu estimasi dana yang diperlukan di musim mendatang kalau ingin agar Persisam meraih prestasi lebih baik," kata Direktur Operasional Persisam Putra Erwin Dwi Budiawan saat berbicara di diskusi "Persisam Putra Terancam Gulung Tikar, Klub Sepakbola Masih Bergantung APBD" yang digelar Lembaga Informasi Publik Kalimantan Timur, di Kafe Join Kopi, Jl Wahid Hasyim, Samarinda, Sabtu (25/6/2011) malam WITA.
Kendati demikian, Erwin mengakui, besaran dana tersebut lebih berat untuk diwujudkan mengingat keluarnya Permendagri yang melarang APBD digunakan oleh klub sepakbola profesional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin mengatakan, tahun ini belum ada klub yang sudah bergerak membentuk skuad. Ini berbeda dengan ISL musim 2010/2011 di mana klub-klub telah mengikat kontrak dengan pemain yang dibutuhkan tim setelah musim sebelumnya usai.
"Tahun ini, tidak ada satupun klub yang sudah meneken kontrak karena memang masalah finansial. Kecuali mungkin Pelita Jaya Karawang dan Semen Padang yang memang non-APBD," sebut Erwin.
"Kalau mengharapkan dari keuntungan tiket di Stadion Segiri saat Persisam tanding, itu hanya rata-rata Rp 5 miliar. Begitu juga sponsor, kalau sampai Rp 1 miliar pun itu sudah sangat banyak," terang Erwin.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Persisam Yunus Nusi mengatakan, meski secara mendasar manajemen masih menunggu hasil Kongres PSSI 9 Juli 2011, salah satu cara yang tengah dilakukan manajemen adalah menggagas dibentuknya perusahaan konsorsium.
Yunus menyebutkan, perusahaan konsorsium yang direncanakan akan berasal antara lain dari perusahaan-perusahaan pertambangan batu-bara yang beroperasi di Samarinda.
"Itu sudah kita gandeng DPRD Samarinda, untuk langkah-langkah lebih lanjut," ujar Yunus.
"Kalau bisa menyisihkan Rp 100-200 juta dari sekitar 70 Izin Usaha Pertambangan (IUP), bukan tidak mungkin lebih Rp 20 miliar bisa diperoleh Persisam," ungkapnya.
Masih di kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kota Samarinda Siswadi juga menjelaskan, selama saty bulan ke depan, pihaknya akan menggandeng manajemen Persisam untuk bertemu dan membahas serius kelangsungan hidup Persisam yang sudah menjadi kebanggan publik sepakbola Samarinda.
"Bentuknya nanti dari konsorsium, atau kerja sama perusahaan selain tambang dan juga tempat-tempat hiburan malam di Samarinda untuk menyumbang Persisam," sebut Siswadi.
"DPRD menjadi fasilitator ke Wali Kota Syaharie Ja'ang sebagai pemegang kebijakan, juga siap kapan saja. Sebenarnya, solusi untuk Persisam tidak sulit asalkan kita bersama punya komitmen kuat, termasuk Wali Kota," tegas Siswadi.
Dalam diskusi itu, pembicara lainnya seperti Wakil Ketua Bina Prestasi KONI Samarinda Sugeng Muhdar, Wakil KONI Kaltim Ego Arifin dan pengamat sepakbola lokal Amir P Ali, juga sepakat untuk menyelamatkan Persisam di kancah ISL 2011/2012 mendatang meski tanpa APBD.
Mereka menyatakan kesiapannya untuk kerja bersama mewujudkan hal tersebut. Sukses Persisam menempati posisi keenam di ISL 2010/2011 adalah prestasi luar biasa yang harus ditingkatkan di masa mendatang.
(arp/arp)