Demikian diungkapkan Limbong saat ditemui wartawan di Kantor PSSI, Jakarta, Jumat (14/10/2011). Menurutnya, meski kalah tiga kali beruntun, skuad besutan Wim Rijsbergen menunjukkan grafik meningkat.
Indonesia menelan kekalahan telak dengan skor 0-3 saat melawat ke Iran di pertandingan pertama. Saat berlaga di kandang sendiri Firman Utina cs tetap tak bisa berbuat banyak karena kalah 0-2 atas Bahrain dan menyerah 2-3 di tangan Qatar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hasil pertandingan tersebut, satu sosok yang paling disorot adalah sang pelatih. Wim banyak diserang terkait komentarnya pasca laga yang dianggap menyalahkan pemain atas hasil yang didapat.
"Dia juga sudah mulai paham soal tata krama di sini. Sekarang bisa dilihat, dia juga makin akrab dengan pemainnya," lanjut Limbong menyoal pelatih asal Belanda itu.
Di kesempatan yang sama Limbong juga ikut mengomentari kisruh terkait roda kompetisi Liga Indonesia. Terkait munculnya penolakan dari beberapa klub untuk memulai kompetisi di 15 Oktober ini, Limbong memastikan kalau PSSI tetap solid.
"PSSI satu. Tidak ada dua kubu. Tidak ada kubu-kubuan. Mereka semua itu sahabat saya. Pak La Nyala, Haji Harbiansyah, Pak Syahril (Tahir) semua sahabat saya."
"Kenapa kompetisi harus jalan? Wim kesulitan karena keterbatasan pemain. Kompetisi harus jalan agar dia bisa melakukan talent scouting. Dia akan menonton pertandingan besok," tuntas dia.
(din/a2s)