Aula Rizky dan Impian Jadi Pemain Bola

Allianz Football Junior Camp

Aula Rizky dan Impian Jadi Pemain Bola

- Sepakbola
Minggu, 02 Sep 2012 10:10 WIB
detiksport/Nurvita Indarini
Munich - M. Aula Rizky punya keinginan sangat kuat untuk menjadi pemain sepakbola profesional. Suatu hari nanti dia ingin bisa memberi uang kepada orangtuanya dari hasil memainkan si kulit bundar di lapangan.

"Impian saya bukan selalu minta uang ke orang tua, tapi memberi mereka uang dari hasil keringat sendiri dengan bermain sepakbola," ucap Aula polos kepada detiksport.

Bersama Ary Rezqy Hakim, Aula adalah wakil Indonesia yang terpilih untuk mengikuti pelatihan sepakbola bertajuk Allianz Football Junior Camp di Munich, Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Aula, seperti dalam essay yang dia kirimkan saat seleksi peserta Allianz Junior Football Camp, orangtuanya bahkan harus mencari utang untuk bisa membiayainya ke Jakarta. Perjuangan yang tidak mudah bagi Aula dan orangtuanya sendiri tentunya.

Aula lahir di tengah keluarga yang mengajarkannya tentang kesederhanaan. Ayahnya, Zaenal Arifin, pernah bermain untuk Persebaya Surabaya, dan saat ini bekerja sebagai karyawan di Indomarco. Nah, kepada Aula, sang ayah selalu berpesan agar banyak berdoa, menjaga diri, dan selalu memberikan yang terbaik.

Menjadi salah satu dari 64 anak yang terpilih mengikuti Allianz Junior Football Club di markas Bayern Munich tentu menjadi sesuatu yang membanggakan bagi Aula dan keluarganya. Baginya, mengikuti kegiatan ini seolah impiannya untuk menjadi pemain sepakbola profesional perlahan mendekati nyata.

"Saya sudah beberapa kali ikut seleksi Timnas U-14 tapi selalu gagal di tahap ketiga. Makanya waktu terpilih di Allianz Junior Football Club, saya senang sekali," imbuh pelajar kelas IX SMP Dharmawanita I, Sidoarjo, Jawa Timur, itu.

Dituturkan Aula, dia mengikuti seleksi di Malang, Surabaya, dan Jakarta pada sepanjang 2012 ini. Sayang, Aula selalu gugur di tahap terakhir.

"Rezeki orang beda-beda. Belum tentu kalau masuk seleksi atau ikut pelatihan tertentu pasti jadi pemain bola. Yang penting latihan rutin, banyak salat, doa, dan manfaatkan kesempatan yang ada," papar Aula.

Sehari-hari anak pertama dari tiga bersaudara ini bersekolah mulai pukul 07 hingga 12.00 WIB. Kegiatan berlanjut di lapangan hijau sejak pukul 14.30 hingga 17.30 WIB di Sekolah Sepakbola Jenggala FC.

"Teman-teman yang tidak terpilih ikut camp ini, jangan sedih. Belum tentu kalian tidak bisa jadi pemain bola. Jangan menyerah dan harus lebih baik lagi," sambung Aula.

Di Munich, Aula bertekad akan menggunakan waktu latihan yang singkat dengan sebaik-baiknya. Dia yakin pelatihan yang didapat akan berguna bagi masa depannya.

"Yang jadi kendala soal makanan, suhu udara yang dingin, dan beda bahasa dengan teman-teman dari negara lain. Tapi ini pengalaman menarik," sambung pengidola Frank Ribery ini.



Dia menambahkan, aktivitasnya bermain bola sedikit banyak mengganggu kegiatan sekolah. Namun Aula sadar benar akan konsekuensi tersebut. Sebagai gantinya dia pun rajin belajar.

"Sering izin ke sekolah, tapi Alhamdulillah bisa mengejar," ucapnya sambil tertawa.

Disampaikannya, saat pertama tiba di Munich, Aula merasa minder. Bagaimana tidak, banyak peserta yang berasal dari negara dengan sejarah sepakbola maju seperti Spanyol, Brasil, Jerman, dan Jepang. "Tapi setelah latihan nggak minder lagi. Kita nggak kalah kok," kata dia optimistis.

Jalan yang terbentang di depan Aula masih panjang. Namun yang jelas dia tidak akan pernah berhenti untuk meraih mimpinya.




Laporan terkait:
Belajar Sepakbola di Akademi Bayern Munich
Diego Contento Jadi 'Mentor' Pemain-Pemain Muda
Mengintip Latihan 2 Anak Indonesia di Markas FC Hollywood
Bertemu Pemain dan Melihat Langsung Latihan FC Bayern
Wah! 2 Anak Indonesia Ikut Football Camp di Markas Bayern Munich



(vit/a2s)

Hide Ads