Van der Vaart menjalani masa kecil yang berbeda dengan banyak sepakbola top Eropa lainnya. Lahir di Heemskerk, salah satu wilayah di Provinsi North Holland, Van der Vaart menghabiskan sebagian besar masa anak-anaknya di rumah trailer, yang membuatnya menjalani hidup seperti kaum gipsi.
Namun gaya hidup gipsi itu justru membantu Van der Vaart mengasah kemampuan sepakbolanya, yang kemudian menjadikan dia salah satu pesepakbola terbaik Belanda di era ini. Dia tumbuh di jalanan, di mana sebagian besar waktunya dihabiskan dengan bermain bola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Van der Vaart akhirnya menjalani debut di tim senior Ajax pada usia 17 tahun, dalam laga kontra FC Den Bosch yang berkesudahan dengan 1-1 pada 19 April 2000. Di musim 2000/2001 Van der Vaart diberikan posisi baru sebagai gelandang serang, peran yang dilakoninya dengan sangat baik. Di tahun yang sama dia terpilih sebagai European Talent of the Year oleh situs sepakola asal Italia, CalcioManager.
Van der Vaart pun menjelma menjadi salah satu gelandang serang terbaik di Belanda. Dia dianggap punya kemampuang komplet, mulai dari membaca permainan, umpan-umpan akurat, handal dalam eksekusi bola mati dan juga sekaligus menjadi finisher ulung.
Enam musim bermain di Amsterdam ArenA, Van der Vaart total bermain di 156 pertandingan dan melesakkan 63 gol. Dalam kurun tersebut dia ikut mempersembahkan dua gelar Eredivisie dan satu titel Piala Belanda
Sempat diisukan akan bergabung dengan AC Milan, Van der Vaart memilih berkiprah di Jerman bersama Hamburg SV. Tampil impresif di Jerman, dengan di antaranya meraih Piala Intertoto, Van der Vaart kemudian pindah ke Real Madrid di musim 2008/2009. Tapi di Santiago Bernabeu dia tak bertahan lama, karena jarang dapat kesempatan bermain sebagai starter dia hanya dua musim berada di sana. Total selama berseragam El Real dia tampil di 73 pertandingan dan membuat 12 gol.
Terbuang di Madrid, Van der Vaart lantas melanjutkan kariernya di Inggris. Pilihan yang dia ambil adalah Tottenham Hotspur. Di musim pertamanya bersama The Lillywhites, Van der Vaart langsung jadi idola suporter. Mengantar timnya finis di posisi lima, Van der Vaart membuat 13 gol dari 28 penampilan di Premier League saja. Total cuma dua tahun Van der Vaart bermain untuk Spurs, karena di awal musim 2012/2013 dia memutuskan kembali ke Hamburg.
Di tim nasional Belanda, Van der Vaart sejauh ini telah tampil di 105 pertandingan dan mencetak 23 gol. Van der Vaart ikut memperkuat Belanda di Piala Eropa 2004 (semifinal), Piala Dunia 2006 (16 besar), Piala Eropa 2008 (perempatfinal), Piala Dunia 2010 (finalis) dan Piala Eropa 2012 (fase grup).
Sepanjang kariernya, Van der Vaart berulang kali dihantam cedera. Di musim 2001/2002 dia harus absen beberapa bulan karena cedera pergelangan kaki, tapi tak lama setelah melakukan comeback dia kembali dihantam cedera. Harus naik meja operasi, dia pun kembali absen cukup panjang.
Kejadian tersebut berulang berkali-kali, dengan beberapa cedera yang pernah diderita di antaranya adalah masalah otot, hamstring, otot paha dan juga pergelangan kaki.
Rafael Ferdinand van der Vaart menjadi salah satu bintang Belanda yang akan tampil saat 'Singa Oranye' menghadapi tim nasional Indonesia pada di 7 Juni mendatang di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Van der Vaart akan hadir bersama beberapa bintang Belanda lainnya seperti Robin van Persie, Arjen Robben, Dirk Kuyt hingga Wesley Sneijder.
(din/mrp)