Seperti diketahui, Akli meninggal dunia pada Jumat (16/5) lalu setelah dirawat selama beberapa hari di rumah sakit Zainal Abidin di Banda Aceh, sesuai mengalami benturan dengan kiper PSAP Sigli Agus Rochman dalam pertandingan pada 10 Mei lalu.
Setelah mengalami cedera tersebut, Akli tidak langsung dibawa ke rumah sakit, melainkan masih dibiarkan menahan sakit di bangku cadangan. Barulah pada malamnya ia dilarikan ke rumah sakit, tapi konon itu pun bukan oleh pengurus klub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
''Komdis putuskan Agus Rochman larangan bermain bola setahun penuh. Bahwa dia tidak boleh membahayakan orang lain. Kami rasa hukuman satu tahun cukup buat dia,'' ungkap Ketua Komdis Hinca Panjaitan, Sabtu (31/5).
Hinca menilai hukuman tersebut layak diterima oleh Agus karena telah bertingkah laku buruk sehingga membuat nyawa seseorang melayang.
''Sebelumnya pada sidang pertama sudah kami jelaskan terkait fakta-fakta yang ada. Bahwa ketika pertandingan, bola rebound dan mereka sama-sama mengejar. Pada saat lompatan kedua, wasit sudah memutuskan offside, tapi pemain tetap berlari,''
''Itu sudah jelas bahwa Agus melakukan tingkah laku buruk. Kiper bukan angkat kaki tinggi, tapi jatuhkan badan dan tangan blok bola. Technical foul jelas itu, tingkah laku buruk tercederainya pemain lawan. Ini harus dihukum,''
Tekait hukuman untuk Persiraja soal tanggung jawabnya terhadap pemain, Hinca menyebut belum bisa memutuskan karena masih menunggu laporan dari pihak klub.
''Persiraja tidak hadir tapi saya komunikasi ke komite medis ke Aceh, masuk sebagai koreksi. PSSI sangat peduli dan ambil posisi itu. Kami masuk ke wilayah main bola. Kalau wasit itu komite wasit yangg hukum. Tunjukkan impelemntasi, minggu ini. Pengurus Persiraja harus tunjukkan bukan cuma datang,''
Sementara itu, Hinca juga telah memutuskan untuk menghukum PT Liga Indonesia selaku operator yang dinilai lalai dalam menegakkan regulasi kompetisi.
''Kami juga menghukum PT LI untuk segera menegakkan menindaklanjuti regulasi tentang liga, khususnya medis. Termasuk semua klub ISL dan DU, mematuhi regulasi dari dokter dan itu tugas liga.
''Agar smua klub stake holder peduli dan aware soal medis, keselamatan dan rasa aman sepakbola,'' kata dia.
(ads/rin)