Komisi Disiplin PSSI sudah mengambil keputusan terkait kerusuhan suporter yang menelan korban jiwa di Solo. Kota asal Persis itu tak boleh menggelar laga resmi PSSI selama enam bulan.
Keputusan itu diambil Ketua Komisi Disipin Hinca Panjaitan setelah melakoni sidang yang digelar di Kantor PSSI, Senayan, Kamis (23/10/2014) sore tadi. Hal itu sebagai jawaban atas kerusuhan seusai laha Persis melawan Martapura FC di babak delapan besar Divisi Utama di Stadion Manahan, Rabu kemarin.
Saat membacakan keputusan itu, tak lupa Hinca mengungkapkan rasa simpatinya dan ucapan belasungkawa terhadap keluarga korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di samping itu kami juga telah memutuskan bahwa Solo dalam enam bulan ke depan, terhitung mulai hari ini, tidak ada lagi aktivitas sepakbola yang sifatnya berada di bawah naungan PSSI di kota tersebut."
"Misalnya bukan laga Persis Solo-nya, tapi pertandingan yang sifatnya berada di naungan PSSI tempatnya itu tidak boleh di Solo. Harus keluar dari Solo, apapun itu. Mau itu timnas sekalipun," imbuhnya.
Hinca pun menerangkan alasan dibalik pemberian sanksi selama enam bulan itu. Faktor keamanan menjadi pertimbangan utamanya.
"Seperti kita tahu dalam satu minggu terakhir dan jarak yang berdekatan sudah ada dua korban. Karena itu kami putuskan mulai hari ini sampai enam bulan ke depan tidak ada aktivitas sepakbola di sana. Saya juga berharap pihak kepolisian bisa menindak tegas pelaku-pelaku kriminal ini," ucap Hinca.
Lebih lanjut lagi, Hinca meminta peran serta semua pihak agar bisa menjaga situasi kondusif di sepakbola Indonesia.
"Beberapa pertandingan yang akhirnya menimbulkan korban jiwa di Solo modusnya hampir sama dengan yang di Sleman. Modusnya itu adalah kebencian yang dibangun sehingga menimbulkan korban jiwa," ucapnya.
"Untuk itu, saya menghimbau seluruh suporter di Indonesia untuk sama-sama menjaga sepakbola kita dan menghindarkan kerusuhan-kerusuhan tersebut," tambah Hinca.
(mcy/cas)