PSS Sleman didiskualifikasi dari babak delapan besar Divisi Utama setelah dianggap mencederai fair play dalam pertandingan melawan PSIS Semarang. Kiper PSS, Herman Batak, menilai sanksi itu tidak adil.
PSS mengalahkan PSIS 3-2 lewat sebuah pertandingan kontroversial di mana seluruh gol terjadi akibat gol bunuh diri. Kedua kesebelasan diduga berusaha jadi pihak yang kalah karena ingin menghindari Pusamania Borneo FC di semifinal Divisi Utama.
Klaim itu sudah dibantah oleh manajemen masing-masing klub. Namun, PSS dan PSIS tidak dapat mengelak dari sanksi yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI, Selasa (28/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pastinya 'kan ada. Jangan dilihat dari Slemannya saja. Ada mafia-mafianya. Nggak usah diomongin, tapi lihat faktanya ada," lanjut Herman.
Meski sudah didiskualifikasi, PSS masih menjalani latihan rutin seperti biasa. Herman mengaku rekan-rekannya tidak terpengaruh.
"Mau lanjut mau nggak kami di sini bekerja, jadi kapanpun disuruh siap. Latihan kami tidak terpengaruh dengan sanksi itu," sahut Herman.
"Kami berharap -- masyarakat Sleman -- berharap bisa melaju ke babak selanjutnya. Kami sudah menyiapkan mental, fisik, dan segala sesuatunya."
(rin/roz)