Mursyid Effendi: Sanksi Komdis Cuma Kena Wayang, Dalangnya Tidak

Mursyid Effendi: Sanksi Komdis Cuma Kena Wayang, Dalangnya Tidak

- Sepakbola
Jumat, 21 Nov 2014 19:47 WIB
Jakarta - Mursyid Effendi menyebut hukuman berat yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI pada pelaku sepakbola gajah sebagai sebuah dagelan. Sanksi itu cuma mengenai wayang, sementara sang dalang masih bebas.

"Saya tidak terkejut setelah mengetahui keputusan Komisi Disiplin PSSI. Tapi, apa iya keputusan itu sudah benar-benar menghukum otak terjadinya sepakbola gajah itu? Bukankah sebuah kasus pembunuhan pun mencari otaknya? Bukan hanya menghukum pelakunya?" cetus Mursyid dalam perbincangan dengan detikSport.

PSSI menjatuhkan banyak hukuman pada pemain, pelatih serta ofisial PSIS Semarang dan PSS Sleman terkait aksi sepakbola gajah bulan lalu. Hukuman terberat yang dijatuhkan adalah larangan beraktivitas di sepakbola selama seumur hidup, yang masih ditambah dengan denda puluhan hingga ratusan juta rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kan malah seolah sebuah dagelan. Wayangnya yang kena, tapi dalangnya tidak. Kesalahan jangan hanya ditimpakan kepada pemain dan pelatih. Mereka itu orang-orang yang hidup dari sepakbola, apakah hukuman seumur hidup itu cukup adil? Saya minta tolong PSSI melihat lagi keputusan itu, merevisi. Para pemain dan pelatih itu hidupnya di sepakbola malah kena hukuman seumur hidup," lanjut dia.

Mursyid punya pengalaman gelap sendiri terkait sepakbola gajah saat membela timnas di Piala AFF 16 tahun lalu. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup oleh PSSI karena membuat gol ke gawang sendiri dalam laga dengan Thailand. Sama dengan pengalamannya saat itu, Mursyid tahu kalau ada orang di balik pemain dan pelatih hingga sepakbola gajah bisa terjadi.

"Coba lihat Herry Kiswanto, betapa dia dikenal sebagai pemain yang bersih ketika menjadi pemain. Hanya satu kartu kuning pernah didapatkan dia dulu. Sekarang saat sudah jadi pelatih, kariernya habis. Kasihan.......Juga para pemain, bagaimana?"

"Biangnya tidak tersentuh. Bolehlah ketika dulu (Piala AFF 1998) saya dihukum sendirian. Saya yang menanggung, seorang diri. Sekarang PSSI tidak boleh mengulangnya. Cari otak kejadian sepakbola gajah ini. Agar tidak lagi muncul 'pihak-pihak yang dikorbankan'."

"Ada apa dengan PSSI? Otaknya kok malah enggak kena?" tuntasnya.

(fem/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads