Hal itu diungkapkan ketua 'Panser Biru' (kelompok suporter PSIS Semarang), Mario, saat menggelar aksi simpatik dukungan untuk PSIS di Stadion Jatidiri, Semarang. Mario mengatakan pihaknya berharap Komdis bisa mempertimbangkan lagi hukuman kepada PSIS dan memperingan.
"Bagi kami selaku suporter, hukuman itu tidak masuk akal. Pak Yatno yang pembantu umum, beliau tidak terlibat kok dijatuhi hukuman. Bahkan ada pemain yang dihukum seumur hidup. Itu bukan mendidik tapi membunuh pelan-pelan," kata Mario di Stadion Jatidiri, Kamis (27/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin kita akan demo besar-besaran di Jakarta. Koordinasi dengan Panser Se-Jabodetabek dan SNEX Metropolis. Kita juga koordinasi dengan The Jak selaku tuan rumah," tegas Mario.
PSIS dan PSS Sleman dijatuhi hukuman berat terkait aksi sepakbola gajak di Babak Delapan besar Divisi Utama, bahkan beberapa di antaranya dilarang melakukan aktivitas sepakbola seumur hidup. Pihak PSIS pun mengajukan banding terkait sanksi itu.
Aksi lain yang dilakukan suporter PSIS adalah melakukan aksi dukungan dengan memasang spanduk dengan beberapa tulisan antara lain "kembalikan PSIS kami", "jangan matikan karir pemain PSIS", dan "PSSI Mikir #SavePSIS".
Puluhan spanduk tersebut dipasang di titik vital Kota Semarang salah satunya di jembatan tol Jatingaleh dan di depan patung pemain legendaris PSIS, Ribut Waidi, yang terletak di depan gedung PLN Jateng.
"Ini dipasang agar orang-orang tahu apa yang terjadi dan bagaimana dukungan kami," ujar Mario.
(alg/din)