Tim Sembilan Mulai Panggil Sejumlah Pihak, PSSI Menyusul

Tim Sembilan Mulai Panggil Sejumlah Pihak, PSSI Menyusul

- Sepakbola
Rabu, 07 Jan 2015 23:17 WIB
Jakarta - Tim Sembilan bentukan Kementerian Pemuda Olahrahga (Kemenpora) mulai memanggil sejumlah pihak terkait dalam tugasnya. Berikutnya PSSI yang akan dipanggil.

Tim Sembilan sudah mulai bekerja sejak Senin (5/1/2015) lalu dengan menggelar pertemuan pertama. Pada hari ini Rabu (7/1) sejumlah pihak langsung dipanggil untuk didengarkan keterangannya. "Kami mengundang beberapa pemangku kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan sepakbola," jelas juru bicara Menpora sekaligus Deputi V Bidang Keharmonisan dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, yang juga anggota Tim Sembilan, di kantor Kemenpora, Jakarta.

"Yang hadir tadi Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo, satu setengah jam. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman, kurang lebih satu jam. Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Noor Aman, dan Komisi Informasi Pusat KIP)--memang tidak ada hubungannya dengan olahraga tapi kami mengundang tentang kewajiban dari PSSI untuk memberi laporan keuangan, kontrak dengan instusi tertentu. Makanya kenapa KIP diundang. BOPI kami undang karena sebelum izin dikeluarkan dari kepolisian, harus mendapat ijin dulu dari BOPI," paparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sifatnya bukan seperti lembaga peradilan, tapi kami seperti public hearing. Jadi pada saat tamunya Bu Rita, Pak Tono dan lainnya menunggu di luar. Kenapa? Supaya informasi sangat independen dan tidak terpengaruh dan pada umumnya mereka sangat kooperatif dengan hal apapun. Minggu depan pertemuan akan kami lanjutkan dan masih diskusi," tambah Gatot menjelaskan.

Menurut Gatot pada sesi berikutnya PSSI akan diundang Tim Sembilan untuk menjelaskan posisinya. Menanggapi adanya kemungkinan PSSI tidak memenuhi undangan Tim Sembilan itu, karena lebih memilih Menpora yang mengundang, Gatot berkomentar, "Kalau PSSI tidak hadir kami akan sampaikan kepada publik. Kami menghormati sepenuhnya apa yang menjadi hak PSSI."

Gatot juga menepis kemungkinan Tim Sembilan akan melakukan pemanggilan kedua atau ketiga, seandainya nanti PSSI tidak memenuhi undangan pertama. Menurut Gatot, hal itu tidak akan dilakukan Tim Sembilan mengingat kapasitas mereka sebagai lembaga independen adhoc biasa dan bukannya aparat penegak hukum.

"Kalau panggil pertama enggak datang, kami ingin konsultasi secara informal. Toh, kemarin bercanda, ngobrol. Tapi kalau ternyata beliau bilang mau datang, tapi jangan dihakimi. Kami tidak akan menghakimi. Tapi kalau ternyata tidak mau datang juga? Ya yang jelas kami tidak ada pemanggilan kedua, ketiga," sebutnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Gatot pun menyatakan bahwa Tim Sembilan bakal membuka pintu seluas-luasnya untuk pihak yang kontra dengan keberadaan tim tersebut, agar dapat didengar pula keterangannya. Hal itu dilakukan demi menepis anggapan bahwa Tim Sembilan cuma mendengar dari satu pihak saja.

"Asprov pun seandainya itu diizinkan PSSI itu akan kami undang. Mungkin masalahnya kami tidak ingin melangkahi PSSI. Kami harus minta izin kepada pak Djohar Arifin (Ketum PSSI). Makanya yang kami undang pertama pak Djohar dulu. Misalnya kata beliau asprov boleh diundang, ya, akan kami undang. Yang kontra dengan Tim Sembilan akan kami undang karena apa gunanya indepedensi tim sembilan," ucap Gatot.

Seperti diketahui, sebelumnya Forum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI melayangkan surat mosi tidak percaya kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, yang baru-baru ini membentuk Tim Sembilan untuk mengawasi kinerja PSSI. Forum tersebut dideklarasikan pada awal pekan menyusul Kongres Tahunan PSSI.

Budiarto Shambazy Mundur dari Tim Sembilan

Dalam kesempatan tersebut Gatot juga mengumumkan pengunduran diri salah satu anggota Tim Sembilan, yakni Budiarto Shambazy, pengamat yang juga wartawan senior Indonesia. Hal itu terkait dengan independensinya sebagai awak media.

"Ada satu anggota Tim Sembilan terpaksa mengundurkan diri, ditarik dari institusinya, Budiarto Shambazy. Pada awalnya pak Menteri sudah kirim surat kepada Jakob Oetama, tapi kemudian tanggal 6 Januari ada surat dari pemred Kompas; sangat memahami Tim Sembilan tapi sebaliknya untuk menjaga independensi, Kompas meminta Shambazy ditarik dari tim Sembilan. Jadi karena tim ini indepeden kami langsung menerima tanpa harus menunggu keptusan menteri," terang Gatot.

Minus Budiarto Shambazy, Tim Sembilan akan terus berjalan sesuai dengan kerangka waktu yang telah direncanakan sampai dengan Maret mendatang. Setelah mendengarkan keterangan pihak-pihak terkait pada bulan Januari, Tim Sembilan akan melakukan analisis pada bulan Februari, dilanjutkan finalisasi pada bulan Maret.

"Seperti yang dijanjikan pak Menteri, apapun hasil rekomendasi yang diberikan kepada Tim Sembilan akan menjadi Rancangan Keputusan Menteri yang akan disampaikan kepada PSSI," tutur Gatot.

"Rancangan Keputusan Menteri yang akan disampaikan kepada PSSI nanti mau dipatuhi atau dilanggar itu terserah PSSI. Tapi kami membuat sebuah rancangan yang disampaikan PSSI jangan sampai seperti 2010 dulu, kongres nasional. kan ada beberapa catatan atau poin tapi ternyata enggak nendang," harapnya.

Sementara mengenai seluruh aktivitas Tim Sembilan yang pada awalnya disebut bisa menghabiskan Rp 1-2 miliar, yang anggarannya dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran/DIPA Kemenpora Tahun Anggaran 2015, Gatot menjelaskan bahwa jumlah itu merupakan konteks maksimal.

"Tapi setelah kami data melalui biro keuangan kami enggak sampai Rp 2 M, boro-boro Rp 600 juta juga tidak sampai. Jadi Tim Sembilan bukan badan eksekutif yang bagaimana seperti tim adhoc. Jadi baru RAB (Rancangan Anggaran Biaya) ancar-ancarnya Rp 500 juta sekian," bebernya.

(krs/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads