Coach Zaenal Abidin: Talent Scoutting Berdasarkan Kriteria, bukan Selera

Coach Zaenal Abidin: Talent Scoutting Berdasarkan Kriteria, bukan Selera

- Sepakbola
Rabu, 11 Mar 2015 11:00 WIB
Jakarta - Seorang pelatih dan seorang talent scout sama-sama punya tugas menilai para pemain. Tapi, beda lho cara pelatih dan scout dalam menyeleksi pemain.

Zaenal Abidin Zapello, yang sebelumnya pernah melatih Persita Tangerang, Persiwa Wamena, dan timnas U-14, dipercaya menjadi talent scout di ajang CLEAR Ayo! Indonesia Bisa Academy 2015. Dia berkolaborasi dengan mantan pemain timnas, Kurniawan Dwi Yulianto.

Zaenal dan Kurniawan akan mendatangi enam kota yang menjadi lokasi seleksi tahap province round. Dua kota telah menggelar seleksi, yakni Banda Aceh dan Jakarta. Seleksi akan berlanjut ke Bandung, Semarang, Malang, dan terakhir Jayapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zaenal dan Kurniawan mendapatkan tugas untuk memilih 11 pemain terbaik di ajang CLEAR Ayo! Indonesia Bisa Academy 2015. Para pemain terbaik itu nantinya akan dilatih di Manchester United Soccer Schools di Inggris pada bulan Mei mendatang.

Dengan pengalamannya sebagai pelatih, memilih dan menyeleksi pemain bukanlah hal yang asing bagi Zaenal. Tapi, saat duduk sebagai seorang talent scout, caranya menentukan pemain pilihan sangat berbeda dibandingkan dengan ketika menjadi pelatih.

Saat menjadi pelatih, dia akan memilih pemain-pemain yang sesuai dengan seleranya. Pemain-pemain yang dia pakai adalah pemain yang dirasa mampu menerapkan filosofi permainannya di atas lapanan.

"Kita di sini bukan soal selera. Jadi hati-hati antara talent scout dan pelatih. Itu beda," kata Zaenal dalam perbincangan dengan detikSport di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (8/3/2015).

"Kalau pelatih memilih pemain sesuai selera. Kalau talent scout memilih pemain sesuai kriteria yang ada. Anda harus bisa membedakan antara kita sebagai coach sebuah klub atau tim dengan kita sebagai talent scout," tambahnya.

"Kalau pelatih ya tergantung filosofi yang ingin dia bangun, misalnya memilih pemain yang cepat semua. Kalau pemikiran semacam itu ada di saya bisa memengaruhi penilaian. Saya nggak boleh memikirkan mau bikin tim. Itu bahaya," kata pria 44 tahun.

Dalam menyeleksi pemain di ajang CLEAR Ayo! Indonesia Bisa Academy 2015, Zaenal memerhatikan empat hal utama, yakni teknik, individual skills, conditioning, dan psikologi.

"Di poin-poin penilaian itu 'kan ada semua. Determinasinya gimana, attitude-nya gimana, semua ada di situ. Itu sudah menggambarkan karakteristik si pemain, baik taktikal, teknikal, fitness, psikologi," ujar Zaenal.

(mfi/a2s)

Hide Ads