Babak Pra-Piala Asia U-23 2016 mendadak terancam tak bisa digelar di Stadion Gelora Bung Karno karena dua hari sebelumnya stadion dipakai konser musik grup One Direction.
Konser tersebut rencananya dihelat pada 25 Maret mendatang. Adapun Pra Piala Asia U-23 dimulai pada 27 Maret (sampai 31 Maret), yang terdiri dari 6 pertandingan di Grup H yang dihuni Korea Selatan, Timor Leste, Brunei Darussalam, dan tuan rumah Indonesia.
Dalam keterangan persnya kemarin (17/3), Sekjen PSSI Joko Driyono mengkhawatirkan kondisi lapangan di GBK yang kemungkinan besar belum "pulih" setelah diinjak-injak penonton konser One Direction. Sebagai antisipasi, daripada dipindah ke negara lain (yang netral), PSSI sedang mencoba mengajukan alternatif venue kepada Asosiasi Sepakbola Asia (AFC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaannya, bagaimana dua event tersebut dijadwalkan dalam waktu berdekatan di tempat yang sama? Lalu, siapa "pesan tempat" lebih dulu: promotor konser One Direction, atau PSSI sebagai tuan rumah Pra Piala Asia U-23 2016 Grup H?
Secara kronologis, konser One Direction yang bertajuk "On The Road Again" pertama kali diumumkan pada bulan Mei 2014. Promotornya adalah Ismaya Live. Tiket mulai dijual pada 31 Mei, sedangkan yang online dilego 2 Juni 2014.
Sejak awal disebutkan bahwa tempat konser adalah GBK -- karena setiap musisi/band mancanegara yang diundang untuk menggelar konser, biasanya akan meminta (jaminan) venue, yang kemudian oleh dicek/konfirmasi oleh manajemen si artis.
"Kami sudah umumkan soal One Direction dari satu tahun yang lalu. Termasuk soal tempat di Stadion GBK, kami sudah umumkan itu. Berarti memang sudah deal, confirmed," jelas perwakilan Ismaya Live, Sarah Deshita, saat dihubungi detikcom, Selasa (17/3/2015).
Sementara itu, Indonesia ditetapkan secara resmi sebagai tuan rumah babak Pra Piala Asia U-23 2016 untuk Grup H, pada drawing AFC yang dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 4 Desember 2014. PSSI selaku otoritas Indonesia mengajukan Stadion GBK sebagai venue-nya.
Terkait "perebutan tempat" ini, pihak pengelola GBK harus menjelaskan duduk perkaranya. Misal, siapa yang lebih dulu memesan GBK, dan bagaimana prosedur serta aturan-aturan mainnya. Yang tak kalah penting adalah, kenapa baru sekarang potensi "bentrokan" GBK itu muncul, padahal kedua event tersebut sudah dijadwalkan sejak beberapa bulan yang lalu.
Kembali ke PSSI, Joko Driyono mengatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan antisipasi untuk memindahkan venue Pra Piala Asia U-23 2016 tersebut ke Stadion Manahan, Solo. Untuk mengingatkan, Solo semestinya masih dalam status "dicekal" sampai bulan April 2015. Sebab, Komisi Disiplin PSSI pada 23 Oktober 2014 memutuskan Solo dilarang menggelar pertandingan sepakbola selama 6 bulan, terkait kasus kerusuhan suporter pada 22 Oktober, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia. (a2s/fem)