Roma Datang, GBK 'Hidup' Lagi

Roma Datang, GBK 'Hidup' Lagi

Mercy Raya - Sepakbola
Sabtu, 25 Jul 2015 23:58 WIB
Getty Images via AS Roma/Luciano Rossi
Jakarta -

Sudah cukup lama Stadion Utama Gelora Bung Karno tanpa riuh suporter, kembang api, serta flare. Terlebih sejak Kemenpora dan FIFA membekukan PSSI. Praktis hampir tidak pernah ada pertandingan sepakbola di GBK.

AS Roma menjadi yang pertamamenginjakan kaki di lapangan tersebut pasca pembekuan. Meski AS Roma sendiri sebelumnya juga pernah gagal datang ke Indonesia pada saat November dua tahun silam. Saat itu, pihak AS Roma membatalkan karena banyak pemainnya yang mengalami cedera.

Kini, Juli 2015, mereka berhasil memuaskan dahaga Romanisti di penjuru Indonesia. Bahkan ada Romanisti yang jauh-jauh dari Vietnam datang ke Jakarta hanya untuk melihat klub favoritnya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS Roma sendiri datang ke Indonesia dalam rangka melakoni tur pramusimnya. Tiba di Jakarta pada Jumat (24/7/2015) AS Roma sejatinya tak lancar-lancar amat bisa menginjakan kaki di Jakarta. Lima pemainnya harus pulang lebih awal tanpa bisa menikmati suguhan suporternya karena terganjal persoalan visa.

"Senang bisa berada di Indonesia. Kami minta maaf atas keterlambatan di bandara karena mendapat sejumlah masalah perizinan. Namun kami menerima sambutan yang luar biasa dari Indonesia," kata CEO AS Roma, Italo Zanzi.

Karena hadangan itu pula beberapa pemain Roma mengalami kelelahan sehingga beberapa agenda yang dilaksanakan pada Sabtu (25/7/2015) pagi juga dibatalkan seperti coaching clinic dan meet and greet. Dua agenda itu langsung digantikan dengan closing training selama kurang lebih satu jam di lapangan SUGBK.

Malamnya, pukul 19.15 WIB mereka melakoni pertandingan internal klub Roma. Di depan puluhan ribu Romanisti dari berbagai daerah, Francesco Totti dkk. tampil dengan begitu semangat di lapangan.

Semangat para Romanisti yang sudah menunggu sejak pagi tak hentinya menyapa Totti dkk. Chant-chant AS Roma terus menerus dikumandangkan dari bangku tribun selatan. Bahkan ada beberapa yang menyalakan flare, sembari mengibarkan bendera-bendera kecil I Lupi.

Sesuai dengan kebiasaan pendukung AS Roma pada umumnya, menyalakan flare menjadi hal yang lumrah di Italia.

"Kami memang mengikuti budaya Italia. Jadi hanya nge-chant, flare, dan nanti memang ada koreografi. Kalau drum dan terompet kan budaya Indonesia," kata Renggo.

Tak hanya sampai disitu, Roma Club Indonesia (RCI) juga memberikan cinderamata khusus kepada AS Roma yakni wayang golek, yang diserahkan oleh Presiden RCI May Dwi Kuncoro kepada CEO AS Roma, Italo Zanzi, saat jeda babak pertama. Β 

(mcy/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads